Jakarta, Kompas - Beberapa kawasan di Jakarta yang kembali tergenang air akibat hujan deras dalam beberapa hari terakhir membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan kesiapsiagaannya. Persiapan evakuasi warga difokuskan di permukiman tepi sungai yang rawan banjir.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, Rabu (20/1), mengatakan, meskipun Kanal Timur sudah dioperasikan dan Kanal Barat sudah direhabilitasi, kerawanan banjir di Jakarta baru turun maksimal 40 persen. Banjir masih bisa terjadi sewaktu-waktu jika hujan deras kembali turun.
Ke-13 sungai utama yang belum dikeruk dan banyaknya saluran drainase yang buruk menyebabkan banjir sulit dihindari. Di Jakarta Barat, misalnya, terdapat 200 saluran penghubung yang ditutup beton dan baru 40 saluran yang dapat dibongkar.
Pantau genangan
”Untuk mengurangi kerawanan banjir, dinas pekerjaan umum dan suku dinas tata air diminta memantau semua lokasi genangan dan menyelidiki penyebabnya. Apabila penyebabnya sudah diketahui, instansi-instansi itu harus segera menyelesaikannya,” kata Prijanto.
Kepala Dinas Ketentraman dan Ketertiban DKI Jakarta Harianto Badjoeri mengatakan, pihaknya menyiapkan 7.200 petugas yang disebar di semua wilayah rawan banjir di Jakarta. Para petugas sudah dilatih cara- cara mengevakuasi warga dan memberikan pertolongan darurat di air.
”Persiapan untuk menghadapi banjir kali ini sudah lebih baik daripada sebelumnya. Sistem peringatan dini diaktifkan dan CCTV disiapkan di lokasi pemantauan ketinggian air,” kata Badjoeri.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati mengatakan telah menyiapkan 396 petugas kesehatan di pos pengungsi banjir. Para korban banjir bebas melakukan perawatan di 17 rumah sakit milik pemerintah, TNI, dan Polri.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menghibahkan sejumlah peralatan penanganan banjir kepada Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat, antara lain 10 motor tempel, 2 perahu karet, 8 pompa manual, 50 pelampung, 36 dayung, dan seperangkat tali penyelamat.
Di tempat lain, di bagian hulu Kanal Timur, sampah rumah tangga dan limbah kimia dari Kali Cipinang menyumbat, sementara sekitar 40 rumah warga di sekitar SMA Negeri 100 tergenang air setinggi 20 sentimeter setiap hujan lebat berlangsung 25 menit. (ECA/WIN)
Post Date : 21 Januari 2010
|