|
JAKARTA--MIOL: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersikukuh menetapkan penawaran tarif air curah dari PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang sebesar Rp1.550 per meter kubik. "Kita kan sudah memberikan tawaran sebesar Rp1.550 per meter kubik dan saya pikir tarif itu sudah naik. Itulah maksimal kita," kata Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso kepada wartawan di Balai Kota, Rabu (17/5). Menurut Sutiyoso, permintaan PDAM TKR Tangerang yang menginginkan tarif air curah naik menjadi Rp1.650 tidak bisa dikabulkan oleh Pemprov DKI. Karena itu, untuk menyelesaikan proses penetapan tarif air curah itu, pihaknya telah mengirimkan tim untuk mengkoordinasikan hal ini. Karena koordinasi hingga kini belum selesai, hingga kini Sutiyoso belum menjawab surat dari Bupati Tangerang untuk menetapkan tarif air curah ini. "Kalau belum ketemu tarif yang tepat, ya jawabannya susah. Pokoknya, saya menunggu angka dari tim itu dulu, baru saya jawab," katanya. Saat ditanya mengenai pengurangan pasokan air curah yang dilakukan PDAM TKR Tangerang, Sutiyoso menyesalkan tindakan yang dilakukan secara sepihak itu. Menurutnya, hal itu membuat kedua belah pihak sama-sama merugi. "Kesulitan 200 ribu pelanggan mendapatkan air bersih sudah kita tanggulangi dengan pasokan air dari Thames PAM Jaya," katanya. Sebelumnya, PDAM TKR Tangerang melakukan pengurangan pasokan air ke daerah tersebut hingga 500 liter per detik dari total 2700 liter per detik dari jumlah pasokan air yang harus dikirimkan. "Kami terpaksa melakukan hal itu, karena hingga kini Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso yang sudah dikirimi surat oleh Bupati Tangerang, Ismet Iskandar, belum memberikan jawaban soal rencana kenaikan tarif air curah tersebut," kata Rudi Santoso Kepala Sub Informasi PDAM TKR Kabupaten Tangerang. Sedangkan mengenai penyesuain tarif itu sendiri, kata dia, sudah pernah dilakukan Oleh PDAM TKR dan PDAM Jaya pada November 2005 lalu yaitu dari harga awal Rp1.850 per meter kubik hingga turun menjadi Rp1.650. Tapi PDAM Jaya terus bertahan dengan harga Rp1.550 per meter kubik. Ditanya apa PDAM TKR akan menutup saluran air ke Jakarta atau menghentikan kerjasama dengan PDAM Jaya, Rudi mengatakan tidak. Pasalnya, langkah tersebut bukan jalan yang terbaik karena masyarakat Jakarta masih banyak yang membutuhkan air itu. "Terus terang bukannya kami takut melakukan hal itu. Ini semua demi warga pengguna jasa air yang tinggal di Jakarta Selatan," ucapnya. Untuk itu lanjut Rudi, sambil menunggu proses negosiasi kenaikan tarif dengan DKI, pihaknya akan mengalihkan air bersih tersebut ke daerah pinggiran Jakarta, diantaranya Bintaro Jaya, Ciputat, Pamulang dan Pondok Aren. Sedangkan air curah yang akan dialirkan ke daerah tersebut sebanyak 200 liter per detik. "Kami alihkan air itu ke daerah tersebut, karena sumur yang ada di sana airnya sudah berkurang, sehingga warga meminta dilayani PDAM TKR," kata dia. (Ray/SM/OL-06)Penulis: Heni Rahayu Post Date : 18 Mei 2006 |