|
Jakarta, Kompas - Banjir yang tetap mengancam wilayah kota Jakarta membuat Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyiapkan langkah baru dan merevisi masterplan pola penanggulangan banjir DKI Jakarta. Pemprov kini tengah menyiapkan beberapa upaya penanggulangan banjir, seperti pembuatan waduk besar di Jakarta Utara untuk menampung air dan selanjutnya dialirkan ke laut, penyelesaian proyek Banjir Kanal Timur (BKT), serta pengerukan saluran air di 13 seksi atau sungai mulai pertengahan tahun 2009. Untuk melancarkan arus pengiriman barang, Pemprov DKI Jakarta segera membangun jalan Tol Cakung-Cilincing-pelabuhan yang disebut Harbour Road. ”Biar truk yang akan membawa barang ke pelabuhan tak perlu lewat jalan di bawah yang sering rusak,” kata Gubernur DKI Fauzi Bowo saat berdialog dengan warga Kelurahan Pademangan Timur, Jakarta Utara, pada Minggu (22/3). Ide pembuatan waduk dan tanggul besar sampai kini masih dikaji sebab pelabuhan membutuhkan pintu besar untuk masuk- keluar. Menurut Fauzi, kelak BKT akan menyalurkan air ke laut. Berkaitan dengan rencana itu, dibuat saluran air dari Kali Cipinang-Kali Cakung-lalu ke laut sehingga di wilayah Pademangan dan Jakarta Utara lainnya hanya mengalirkan air hujan lokal. ”Saluran itu tak optimal bila pada saluran air ada sampah. Warga harus menjaga agar tak ada sampah di sungai. Sampah harus dibuang di tempat sampah dan langsung dipilah mana sampah basah dan sampah kering,” kata Fauzi. Ia menyarankan, warga mengolah sampah organik menjadi kompos untuk dijual. Hasil penjualan kompos untuk menambah uang kas rukun warga. Pinjam Bank Dunia Adapun program pengerukan saluran air, mulai dari yang paling besar atau sungai hingga saluran kecil dan mikro, akan dimulai pertengahan tahun ini. ”Proyek dilakukan selama tiga tahun dengan dana sebesar 150 juta dollar AS (sekitar Rp 1,6 miliar),” kata Gubernur DKI Jakarta. Ditambahkan, dana itu merupakan pinjaman dari Bank Dunia. Kepada warga, ia menjelaskan persoalan banjir. Air rob sebenarnya bukan hanya masalah warga di Jakarta Utara. Warga di seluruh dunia mengalaminya akibat pemanasan global. Namun, khusus untuk menghindarkan wilayah Jakarta dari ancaman banjir, Fauzi Bowo menyatakan perlunya mengeruk sungai dan saluran air di Jakarta yang puluhan tahun tak pernah dikeruk. Sesepuh warga Pademangan dalam kesempatan itu bahkan berkata kepada gubernur bahwa sungai di wilayahnya sejak 50 tahun lalu belum pernah dikeruk. (TRI) Post Date : 23 Maret 2009 |