|
JATILUHUR--MIOL: Perum Jasa Tirta (PJT) II mengharapkan Pemprov DKI Jakarta dapat menyesuaikan tarif air baku yang saat ini masih ditetapkan Rp100 per meter kubik. "Usulan kita lebih dari itu, tetapi 'kan keputusan tetap diserahkan kepada Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Pekerjaan Umum," kata Direktur Utama Perum Jasa Tirta II, Djendam Gurusinga di Jatiluhur Purwakarta, Rabu. Dengan adanya penyesuaian tarif air baku diharapan dapat meningkatkan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang saat ini masih sekitar 30-40 persen dari pendapatan usaha rata-rata Rp180 miliar, ucapnya. Saat ini untuk memelihara kualitas air baku yang disalurkan untuk kebutuhan DKI Jakarta, PJT II masih harus memanfaatkan anggaran untuk biaya rehabilitasi saluran yang disediakan Ditjen Sumber Daya Air Departemen PU, ucapnya. Menurut Djendam, penyesuaian tarif merupakan salah satu agenda perusahaan untuk tahun 2006, meskipun tidak terlalu besar mengingat pendapatan terbesar dari PJT II berasal dari penjualan listrik kepada PLN. Struktur pendapatan PJT II sebesar 60 persen berasal dari penjualan listrik kepada PLN, sedangkan lainnya termasuk air baku untuk PDAM dan industri, serta dari sektor pariwisata sebesar 40 persen, ucapnya. Tarif listrik yang dikenakan untuk pembangkit Jatiluhur yang dikelola PJT II masih yang paling rendah hanya Rp125 per KWH sementara seperti di Saguling sudah mencapai Rp450 per KWH. Dia juga mengungkapkan karena pasokan listrik harus menyesuaikan kebutuhan irigasi dan air minum maka target 900 juta KWH sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sulit tercapai. Memang untuk menutup kerugian karena tingginya biaya OP sehingga tidak mampu ditutup pendapatan yang diperoleh PJT II telah mengajukan subsidi dalam bentuk Public Service Obligation sebesar Rp100 miliar setiap tahun tetapi belum pernah dikabulkan. "Sampai saat ini kita hanya memakai anggaran Departemen PU untuk pemeliharaan dan rehabilitasi saluran yang ada," ucapnya. Hampir 80 persen produk air baku yang ada di Jatiluhur atau Waduk Djuanda dipergunakan untuk kebutuhan DKI Jakarta diantaranya Buaran dan Pulogadung oleh Thames PAM Jaya dan Pejompongan oleh Palyja. (Ant/OL-1) Post Date : 18 Mei 2006 |