BALAI KOTA- Optimalisasi Kanal Banjir Timur (KBT) perlu didukung beberapa infrastruktur. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan untuk membuat saringan sampah (trash track) di dua sungai, yakni Sungai Cipinang dan Ciliwung. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sudah setuju untuk mencari tempat membangun saringan sampah di sekitar Sungai Cipinang. "Ini dilakukan agar sampah tidak menumpuk dan masuk ke KBT, tapi tertampung dulu di saringan sampah itu," katanya.
Kondisi saat ini, ungkapnya, semua sampah dari Sungai Cipinang masuk begitu saja ke aliran KBT. Tak hanya sungai Cipinang, tetapi juga sungai lain yang berhulu ke KBT. Celakanya, sungai tersebut harus dikeruk karena mengalami penyempitan sehingga sampah bisa dengan mudah masuk KBT. Ia menilai, sumber polusi di KBT paling banyak berasal dari Sungai Cipinang. Sebab, di sekitar bantaran sungai tersebut banyak terdapat pabrik. "Akibatnya, limbah berupa kotoran fisik maupun kotoran kimia sering terangkut aliran sungai dan menumpuk di sana (KBT)," katanya. Kondisi itu harus mendapatkan pengawasan lebih ketat, baik dari pemprov maupun Kementerian Lingkungan Hidup.
Fauzi juga mengharapkan saringan sampah bisa dibangun di Sungai Ciliwung. Meski belum berpotongan langsung dengan KBT, Sungai Ciliwung dianggap penting untuk menampung aliran air di Jakarta. Hanya saja, Fauzi menyadari bahwa volume air di Sungai Ciliwung tidak bisa diprediksi. "Sehingga, kalau akan membuat trash track tidak bisa sederhana, tahu-tahu nanti bisa hancur," katanya. Apalagi sungai ini sering terdapat sampah berupa pohon-pohon besar. "Itu juga harus diperhitungkan baik-baik," ungkapnya.
Sementara itu, untuk pengerjaan KBT sendiri, pemprov sudah berdialog dengan Kementerian PU. Ditargetkan pada 2011 pengerjaannya bisa selesai. Keduanya sepakat untuk membagi tugas dalam pengerjaan proyek KBT tersebut. "Nanti akan ada daftar siapa yang mengerjakan apa secara rinci, yang disiapkan oleh Kementerian PU dan pemda," katanya. Daftar tugas Pemprov DKI dan Kementerian PU, termasuk rencana komprehensif pembangunan KBT, bakal selesai pada akhir Januari 2011.
Sebelumnya, Fauzi mengakui masih ada tanah yang belum dibebaskan sehingga pada 2011 pembebasan tanah KBT akan dilanjutkan, yakni lahan kering di sekitar KBT dan sistem pencahayaan. Kendala utamanya, masyarakat masih enggan menjual tanahnya karena belum ada kesepakatan harga. Banyak warga yang meminta harga tinggi sesuai dengan jangkauan Pemerintah Provinsi DKI. Ada juga yang status tanahnya bermasalah dan masuk dalam proses konsinyasi di pengadilan. Akibatnya, pengerjaan proyek KBT mengalami hambatan.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menyatakan, pembangunan KBT bisa selesai akhir tahun. "KBT akan kita selesaikan dengan baik, akan kita sempurnakan," katanya seusai pertemuan dengan gubernur pada Jumat (7/1). Tak hanya itu, pembicaraan dengan pemprov pun membahas sea defence atau perlindungan di pesisir pantai agar air laut tidak masuk ke KBT.
Hanya saja, pembahasan itu masih dalam taraf makro. Sedangkan untuk teknisnya, akan ada tim tersendiri. Menurut Joko, masih ada lebar KBT yang desainnya jauh dari sempurna, tetapi pada 2011 ini dapat diselesaikan dengan baik.
"Dengan pemanasan global sekarang ini, tugas PU bukan hanya membangun infrastruktur semata, melainkan lebih fokus pada infrastruktur hijau," katanya. KBT didesain menjadi infrastruktur hijau dan pembangunan infrastruktur ini bukan hanya proyek pemerintah semata, melainkan proyek nasional. maghfiroh yenny
Post Date : 10 Januari 2011
|