|
PASURUAN - Akibat banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kecamatan Bugul Kidul dam Purworejo Kota Pasuruan pada Senin (11/4) malam, sungguh memprihatinkan. Sebagian warga malam itu juga langsung memilih mengungsi di tempat-tempat yang terbebas dari banjir. Menurut pantauan Radar Bromo, banjir Senin malam itu melanda sejumlah kawasan. Di antaranya, kawasan Bakalan, Buk Wedi di Blandongan, dan juga kelurahan Kepel Kecamatan Bugul Kidul. Lalu, di Kelurahan Tamanan Kecamatan Purworejo, banjir melanda sepanjang Jl Diponegoro, Jagalan, dan juga Jambangan. Ketinggian air yang menggenangi rumah warga rata-rata mencapai 50 cm. Sedangkan di Kecamatan Purworejo, terutama di Jl Diponegoro, ketinggian mencapai 70 cm. Sebagian besar daerah yang terkena banjir tersebut berada di tepian bantaran sungai Gembong. Luapan air yang tidak lagi tertampung volume sungai akhirnya mengalir deras ke rumah warga. Warga pun seperti sudah tahu betul apa yang harus dilakukan. Mereka terlebih dahulu sudah menyelamatkan barang-barang berharga miliknya ke tempat yang lebih tinggi. Maka, jangan heran jika kemudian ada perangkat elektronik, bahkan sampai kasur nangkring di atas lemari. Setelah itu pintu dikunci, dan penghuninya mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sebagian dari mereka lantas mengungsi ke halaman STM Salahudin, di Jalan Wahidin Utara. Dan sebagian lagi mengungsi di tepi Jl Diponegoro. Pagi kemarin, ketika air sudah mulai surut, warga kembali ke rumahnya masing-masing. Tapi, masih ada sekitar 20 KK yang memilih tetap bertahan di STM Salahuddin. Bahkan mereka ada yang sampai meminta-minta sumbangan dari pengguna jalan. Tapi, belum seluruhnya air surut. Di lokasi SDN Tapaan Kecamatan Bugul Kidul, air masih menggenang tinggi. Akibatnya, seharian kemarin tidak ada aktivitas belajar mengajar. Yang terlihat di sekolah itu justru banyak anak kecil asik berenang di genangan air. Sementara itu, pemkot sendiri, sejak dua hari lalu sudah menyiapkan langkah antisipasi menghadapi musibah banjir. Mereka membangun posko induk di dua kecamatan. Masing-masing kecamatan Bugul Kidul, dan kecamatan Purworejo. Selain dapur umum, pemkot juga menyiapkan tenaga medis, berikut ambulans karena khawatir akan ada korban jiwa. "Bayangkan, hampir setiap hari kita selalu menyiapkan drop-dropan nasi bungkus sebanyak 500 bungkus lebih. Bahkan bisa mencapai 1000 bungkus jika musibah banjir meluas. Dua posko induk itu selalu diwaspadakan dan siap menjadi posko pertama yang akan memberikan pertolongan pertama pada warga yang akan terkena bencana," jelas Kahumas Pemkot Arief Ilham. Selain itu, pemkot kini juga sudah menetapkan siaga satu untuk ancaman banjir. Siaga satu diberlakukan sampai masa bulan purnama usai. Pasalnya, beberapa hari ini guyuran hujan yang deras sudah menunjukkan kekuatannya. Selain plengsengan ambrol yang memakan korban tiga rumah ambrol pada Kamis lalu, sampai malam kemarin juga ada musibah banjir yang terjadi di beberapa kelurahan. Dalam status siaga satu ini, warga diimbau untuk terus waspada. Tapi bukan berarti mengabaikan bahaya banjir, meski air laut sedang surut. (via/df) Post Date : 13 April 2005 |