|
BANDUNG -- Pemkot Bandung tidak mempunyai alternatif lain lahan pembuangan sampah (TPA) selain di wilayah Citatah. Padahal, hingga kini perizinan TPA Citatah belum rampung. Selain itu, penolakan beberapa elemen masyarakat untuk menjadikan Citatah sebagai TPA masih terjadi. Padahal, penggunaan TPA Cicabe akan berakhir pada 14 April 2006. ''Saya berharap pada Citatah, karena setelah 14 April 2006, kita mau buang sampah ke mana,'' ujar Humas PD Kebersihan Kota Bandung, S Yosep, kepada wartawan, Senin (20/3). Ia mengaku optimis, TPA Citatah bisa digunakan tepat waktu. Pasalnya, saat ini pemkot sedang mengupayakan proses izin TPA tersebut. Yosep menjelaskan, berdasarkan hasil kesepakatan dengan warga, TPA Cicabe hanya akan digunakan hingga 14 April 2006. Pemkot Bandung, kata dia, akan konsisten dengan hasil kesepakatan itu. Setelah selesai digunakan, TPA Cicabe akan ditata seperti TPA Jelekong. Meskipun hingga kini penataan TPA Jelekong belum selesai, lanjut Yosep, tapi upaya tersebut terus dilakukan. ''Siapa tahu, setelah ditata kedua bekas TPA itu jadi tempat wisata,'' katanya menjelaskan. Untuk penataan, kata Yosep, PD Kebersihan bekerja sama dengan pusat pendidikan teknologi (Pusdiktek). Pasalnya, mereka lebih mengetahui cara memadukan penataan menjadi lebih bagus. Sebagai bentuk kerja sama, PD kebersihan dan Pusdiktek melakukan evaluasi bersama. Mengenai penyakit yang ditimbulkan sampah, Yosep mengatakan, pemkot akan memberikan kompensasi. Namun, sebelum pemberian kompensasi, pihaknya akan melihat dulu apakah penyakit yang ditimbulkan memang karena sampah atau bukan. Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung, Muchsin Al Fikri, mengaku pesimis TPA Citatah akan digunakan sesuai jadwal. Pasalnya, hingga kini penolakan warga atas penggunaan TPA Citatah terus berlangsung. Selain itu, proses perizinan begitu lama. Sementara itu, petugas TPA Cicabe mengalami kendala karena daya dorong alat berat terus berkurang saat musim hujan. Kendala lain adalah jalan yang sulit dilalui dan becek. Namun saat ini, kondisi cuaca sudah agak membaik. ''Kami memang kesulitan kalau musim hujan seperti ini,'' ujar petugas TPA Cicabe, Jemarun. Ia menambahkan, karena berkurangnya daya dorong, maka waktu yang dibutuhkan untuk menimbun sampah lebih lama. Untuk satu kali dorong bisa mencapai 15 menit. Meski demikian, kata Jemarun, kendala tersebut tak begitu mengganggu. Mengenai pengurugan sampah oleh tanah, ia menjelaskan, dilakukan setiap hari. Namun, orang-orang yang awam dan tidak pernah ke lapangan menganggap pengurugan dilakukan sekali dalam sepekan atau tidak diurug.(ren ) Post Date : 21 Maret 2006 |