Pemkot Sulap Sampah TPA Jadi Pembangkit Listrik

Sumber:Koran Sindo - 12 Januari 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

PALEMBANG (SINDO) – Pemerintah Kota Palembang terus mencari solusi kekurangan pasokan listrik di Kota Pempek tersebut.Salah satunya dengan menggulirkan ide membangun pembangkit listrik dari sampah. 

Bahkan untuk mewujudkan ide tersebut, dalam waktu dekat pemkot akan membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kramasan, Kertapati; atau di TPA Sukawinatan,Kecamatan Sukarami. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Palembang Apriadi S Busri mengungkapkan, untuk mengubah sampah menjadi pembangkit listrik memerlukan kapasitas sampah dalam jumlah banyak.

Ini juga yang melatarbelakangi rencana pemkot membangun TPA di wilayah Kertapati atau di wilayah Sukarami. “Secara umum,tentu dari pembuangan sampah dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang berguna,”kata Apriadi kepada SINDO di Palembang kemarin. Menurut dia, secara sederhana pengelolaan sampah dilakukan dengan sistem 3R,yakni reuse,reduce,dan recycle, dengan mengurai sampah organik dan anorganik.

Namun, selain pengembangan menjadi pupuk dan gas metan, pengelolaan TPA juga diarahkan menjadi tempat wisata, dengan sarat adanya sistem daur ulang,sanitasi,dan sistem kolam penampungan. Pengelolaan gas metan di TPA Kramasan juga dengan membuat saluran drainase dan blok-blok khusus untuk menempatkan sampah di dalam tanah,termasuk akhirnya dapat dikembangkan menjadi tenaga listrik.

Untuk itu, pihaknya memperoleh kucuran dana Rp5 miliar dari pemerintah pusat untuk mengolah sampah di TPA Kramasan guna membantu mengembangkan gas metan sekaligus melakukan perbaikan kolam retensi untuk menampung air limbah sementara. Adapun operasional PT Gikoko Kogyo Indonesia untuk mengolah gas metan di TPA Sukawinatan sampai saat ini masih terus diproses.

“Mereka (PT Gikoko) sudah dikontrak,tinggal persiapan peralatan dan kini membahas pembelian gas metan dengan WHO,”paparnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang Zulfikri Simin menuturkan, pengembangan energi listrik dari sampah dapat dilakukan.Namun, paling tidak kapasitas sampah yang terkumpul minimal 500 ton per hari. Dengan perkiraan dapat menghasilkan energi listrik 2 megawatt (MW).

Meski begitu, hal ini masih terkendala armada yang terbatas, sehingga dari produksi sampah sekitar 5.000 m3 baru terangkut 3.000 m3 oleh petugas di TPA Sukawitan dan Karya Jaya. Dia mengaku, investor asal Jepang, yakni PT Gikoko, sedikit terlambat dalam pengelolaan gas metan yang direncanakan akhir tahun ini.Saat ini pihak investor sedang melakukan pendalaman dasar tanah sekitar 7–10 meter untuk menampung sampah yang akan diubah menjadi gas metan.

Ditemui terpisah, pengamat lingkungan Universitas Sriwijaya (Unsri) Zaidan P Negara mengatakan, saat ini diperlukan pengelolaan sampah secara sederhana, seperti pemilihan antara sampah organik dan nonorganik di tingkat rumah tangga. Hal ini mendukung kesadaran masyarakat akan pentingnya sampah dan proses daur ulang seperti yang sudah berjalan di negara Malaysia dan Singapura. (siera syailendra)



Post Date : 12 Januari 2009