Pemkot Siapkan Air Tanpa Batas

Sumber:Suara Merdeka - 13 Juli 2007
Kategori:Air Minum
SEMARANG - Badan Kesbanglinmas dan PDAM Kota Semarang mengimbau, kelurahan yang mengalami kesulitan air bersih segera mengajukan permohonan bantuan. Pasalnya, untuk mengantisipasi kekeringan, stok air bersih sudah disediakan tanpa batas. Bahkan, PDAM telah menyiagakan 14 truk tanki berukuran 4.000 liter/tanki jika sewaktu-waktu permintaan melonjak.

''Asalkan ada surat dari lurah, dan dicek di lapangan memang benar-benar butuh, pengedropan air langsung dilakukan. Kami memang tidak menentukan kuota, karena kebutuhan di lapangan sulit diprediksi,'' ujar Kepala Badan Kesbanglinmas Drs Sujitno, Kamis (12/7).

Dia mengatakan, pihaknya sudah menyosialisasikan hal itu melalui surat edaran ke seluruh kecamatan/kelurahan. Ditambahkan, agar tiap kelurahan mengaktifkan posko bencana.

Senada, Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol PDAM Kota Semarang Liliek Indarto mengungkapkan, pihaknya sudah menyediakan stok air. Tapi, sampai saat ini pihaknya belum menerima satu pun surat permohonan dari kelurahan.

Tiga kecamatan yang selama ini rutin mengajukan suplai air bersih karena kekeringan adalah Tembalang, Tugu, dan Gunungpati.

''Tahun lalu kami mengedrop sekitar 10 sampai 14 tanki per hari. Di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Tugu saja mereka meminta sekitar 4 tanki per hari untuk 450 KK,'' jelas dia.

Kendati menyediakan air untuk keperluan bencana, dia memastikan pasokan air untuk pelanggan biasa tidak akan berpengaruh.

Sekda Soemarmo HS menginstruksikan kepada camat dan lurah untuk turun ke bawah, menginventarisasi wilayah mana saja yang mengalami kekeringan atau kekurangan air. Prinsipnya jangan sampai ada warga Semarang yang kekurangan air bersih.

''Camat dan lurah harus jemput bola, tidak semata menunggu laporan atau pengaduan warga,'' katanya.

Ajukan Bantuan

Sementara itu terkait kekeringan yang terjadi di Kampung Kalialang Baru, Lurah Sukorejo, Taat menyatakan telah mengajukan bantuan suplai air kepada PDAM Kota, Kamis (12/7). Bantuan itu akan turun hari ini (13/7).

Untuk mengatasi kekeringan di wilayah itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Camat dan DPU Kota untuk mencari pemecahan. Karena sumur artesis tidak bisa dibuat di Kalialang, alternatif yang dipikirkan adalah membuat instalasi pengolahan air dari Kali Kripik.

Sebenarnya, ujar Taat, instalasi semacam itu sudah ada di wilayah RW 7, yakni milik Pesantren Roudlotus Saidiyyah. Namun karena mesinnya rusak, instalasi pengolah air tersebut tidak bisa dioperasikan secara optimal. Sekarang hanya mampu memenuhi kebutuhan internal pesantren.

''Akhir tahun 2006, Kalialang dapat paket bantuan sumur artesis. Karena artesis tidak bisa dibuat, kami mengarahkan bantuan itu untuk instalasi pengolah air sungai. Tapi langkah itu dilarang, karena tidak sesuai dengan paket bantuan,'' tandas Taat. (H12,H6,H9-62)



Post Date : 13 Juli 2007