|
Medan, Kompas - Meski musim hujan sudah hampir berlalu, warga Kota Medan meminta Pemerintah Kota Medan untuk serius membenahi saluran air di sekitar permukiman. Banjir yang selalu terjadi setiap musim hujan diduga akibat rendahnya perawatan saluran air (drainase) di ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini. "Seharusnya seluruh drainase dibenahi ketika kemarau, bukan saat musim hujan. Jangan ketika banjir datang baru drainase dibersihkan," kata Usman, warga Jalan Kasuari, Sei Sikambing, Medan, Rabu (2/2). Kota Medan selalu dilanda banjir setiap musim hujan. Jika banjir meluas, kedalaman air di berbagai permukiman bisa mencapai di atas 60 sentimeter. Tidak berfungsinya drainase merupakan faktor utama penyebab banjir. Oleh karena itu, warga meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Medan memperbaiki seluruh drainase untuk mencegah banjir musim hujan. Dari pemantauan Kompas, banyak drainase di Medan yang berisi tanah. Bahkan, ada saluran air yang sudah tertutup permanen akibat pembangunan perumahan warga yang tidak tertib di pinggir jalan. Meski warga sudah membersihkannya, upaya itu tak membantu saat musim hujan. Karena, sisa galian drainase hanya ditumpuk di pinggir jalan. Kondisi ini, misalnya, terjadi di kawasan permukiman di Kecamatan Medan Selayang, Medan Sunggal, dan Medan Amplas. Dampaknya, kemampuan drainase menyalurkan genangan air ke sungai-sungai kecil tidak optimal sehingga terjadi banjir setiap musim hujan. Wakil Wali Kota Medan Maulana Pohan mengatakan, pemkot kesulitan membenahi seluruh drainase karena ketiadaan biaya. Saat ini upaya pembersihan drainase dilakukan secara bertahap. "Pembersihan drainase untuk mencegah banjir tetap menjadi fokus Pemkot Medan tahun ini. Tetapi, kita kesulitan dana karena untuk perawatan drainase butuh dana besar," ujarnya. Retribusi drainase Untuk mengatasi kendala dana ini, sempat ada wacana mengenakan retribusi drainase kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan krisis dana perbaikan drainase di Medan akan teratasi. Namun, sampai saat ini pemkot belum berniat mengusulkan ke DPRD Medan soal retribusi drainase tersebut. "Sampai sekarang usulan itu belum dibicarakan. Tahun ini kita tetap berupaya menangani masalah banjir menggunakan dana Rp 12 miliar yang sudah disetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2005," katanya menjelaskan. (ham) Post Date : 03 Februari 2005 |