Pemkot Kasak-kusuk Gali Drainase

Sumber:Fajar -18 Oktober 2005
Kategori:Drainase
MAKASSAR -- Antisipasi banjir di Makassar tak pernah bisa terealisasi. Betapa tidak, setiap musim hujan tiba, pemerintah kota (Pemkot) Makassar justru dengan giatnya menggali saluran air atau drainase.

Padahal seharusnya, penggalian tersebut sudah dimaksimalkan pada musim kemarau. Tak mengherankan memang jika memasuki musim hujan, Makassar menjadi langganan banjir.

Berdasar pantauan Fajar beberapa hari terakhir ini, Dinas PU masih sedang mengeruk beberapa titik kanal di Makassar. Selain itu, di beberapa saluran sekunder pun marak pekerja-pekerja Dinas PU yang sedang menggali.

Kondisi inilah yang menjadikan Kota Makassar kerap menjadi langganan banjir atau genangan air. Buntutnya warga Makassar sendiri yang diresahkan.

Walikota Makassar Ilham Arif Sirajuddin saat dikonfirmasi membenarkan fenomena tersebut. "Iya memang kami ini sedang melakukan penggalian di beberapa titik kanal atau drainase di musim hujan ini. Tapi bukan berarti kita tak pernah melakukan penggalian sebelumnya," ujar Ilham kemarin.

Ilham mengatakan penyebab keterlambatan penggalian drainase adalah minimnya sarana dan prasarana untuk proses penggalian yang dimiliki pemkot.

"Tak bisa kita berbuat banyak, jika sampai saat ini pemkot masih kekurangan sarana. Itu kendala mendasar. Selain itu, kesadaran masyarakat masih tergolong minim untuk tidak membuang sampah di drainase atau di kanal-kanal," ungkapnya.

Ketua Komisi D H Muh Irianto Ahmad yang dikonfirmasi perihal tersebut mengatakan, komisinya sudah menjadwalkan untuk memanggil instansi terkait.

Pasalnya, kata dia, ini memang harus ada antisipasi dini. "Hasil pemantauan kami, baru sehari hujan, sudah banyak drainase yang penuh," katanya.

Padahal, kata Irianto menambahkan, jauh-jauh hari sebelum hujan datang, legislatif sudah mengingatkan eksekutif untuk memperhatikan hal itu. Khususnya, mengajak masyarakat untuk secara bersama-sama membersihkan saluran.

"Namun, karakter masyarakat yang berbeda tentu sangat berpengaruh. Olehnya itu, fungsi strategis para lurah yang penting dalam mengajak masyarakat untuk peduli drainase," sebutnya.

Bagaimana dengan keterlambatan pengesahan APBD yang menyebabkan proyek ini juga terlambat jalan? Menurut dia, itu tidak terlalu banyak berpengaruh. Pasalnya, pengaruh itu hanya untuk drainase yang belum selesai.

"Terkait dengan keterlambatan APBD itu, pengaruhnya sangat kecil. Kendati, manajemen proyek itu juga harusnya diperbaiki," sebutnya.

Sebelumnya anggota Komisi D Achmad Ivan Makkulau menegaskan, persoalan keterlambatan pengerukan itu karena proyek yang terlambat jalan.

Harusnya bisa dikerjakan sebelum musim hujan tiba. Akan tetapi, keterlambatan itu juga karena terkait dengan keterlambatan pengesahan APBD.



Post Date : 18 Oktober 2005