TEGAL - DPRD Kota Tegal meminta Pemkot Tegal memanfaatkan air sungai dan air laut guna mengatasi krisis air bersih yang melanda di sejumlah wilayah. Hal itu disampaikan Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD, Drs Darni Imadudin, Selasa (20/10).
Menurut dia, upaya tersebut dinilai lebih baik bila dibandingkan dengan cara pembangunan sumur artesis. Sebab, selain biayanya lebih besar, sumur artesis juga berdampak buruk pada lingkungan. ”Dampak yang ditimbulkan yaitu air tanah akan terus berkurang,” ujarnya.
Darni mengatakan, pemanfaatan air sungai untuk diolah menjadi air bersih dilakukan di Semarang dan Jakarta. Sedangkan, pemanfaatan air laut menjadi air bersih dilakukan di Jembrana, Bali.
”Oleh karena itu, PDAM selaku pihak yang menangani masalah penyediaan air bersih harus bisa merealisasikan, sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan air setiap musim kemarau tiba,” katanya.
Berdesakan
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan warga Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kecamatan Margadana, Kota Tegal antre air bersih yang merupakan bantuan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Senin (19/10). Mereka saling berdesak-desakan dengan membawa ember dan jerigen untuk menampung jatah air bersih.
Hal itu dilakukan karena air sumur sudah tidak bisa dikonsumsi. Selain airnya berwarna keruh juga berbau tidak sedap.
Wali Kota Tegal Ikmal Jaya SE Ak mengatakan, untuk mengatasi kekurangan air pihaknya berencana akan membangun sumur bor atau sumur artesis. Sementara, untuk penanggulangan sementara pihaknya bersama PDAM Kota Tegal mengedrop air. ”Setiap musim kemarau terjadi ada 11 kelurahan yang rawan kekurangan air bersih,” katanya.
Kepala Kantor Kesbangpolinmas Pemkot Sugeng Suwaryo SSos menambahkan, dari 11 kelurahan tersebut yang dinilai cukup parah terjadi di Kelurahan Kalinyamat Kulon dan Muarareja. Beberapa waktu lalu, droping air bersih juga telah dilakukan di Kelurahan Kalinyamat Kulon oleh PDAM.(H17-52)
Post Date : 21 Oktober 2009
|
