Pemkot Dapat PR soal Sampah

Sumber:Indopos - 15 Februari 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta
MADIUN -- Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemkot Madiun. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), merekomendasikan dianggarkan dana untuk operasional pengolahan sampah. Pasalnya, saat ini, setidaknya tiga unit alat pengolahan itu masih belum dioperasikan. Yakni, dua unit di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Winongo dan satu unit lagi di Jalan Mayjen Sungkono.

Rekomendasi ini dikeluarkan setelah BPKP melakukan pemeriksaan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota. Kepala DKP Pemkot Soekarman membenarkan rekomendasi yang dikeluarkan pada Februari 2008 ini. "Memang, saat ini masih belum beroperasi (tiga alat pengolahan sampah itu, red)," kata Soekarman, kemarin.

Pada 2008 ini, pihaknya menargetkan buangan sampah ke TPAS Winongo berkurang. Ini, jika pengolahan bisa berhasil dilakukan dan ratusan tong sampah untuk pengolahan di lingkungan pemukiman penduduk yang disebar tahun lalu berjalan efektif. "Paling tidak, 50 persen efektif, sehingga buangan ke TPAS ditargetkan bisa berkurang," tambah mantan Kepala Kantor Satpol PP ini.

Saat ini, diakuinya volume sampah diangkut ke TPAS sekitar 281 meter kubik per hari. Bagaimana dengan daya tampung tempat pembuangan akhir sampah? Soekarman meyakini, umur TPA Winongo yang luasnya lebih dari 62 ribu meter persegi akan bertambah panjang.

"Karena, sekarang sudah dibagi per-zona dengan pengolahan sistem semi sanitary landfill. Kalau sistemnya bener lahannya nggak akan kurang. Lima tahun kedepan, zona awal sudah bisa "dipanen" untuk pupuk. Dan, sudah ada yang menawarkan membeli dari Bandung," papar Soekarman.

Sistem saat ini yang diterapkan adalah tanah di tempat pembuangan akhir, dikeruk di kedalaman lebih dari tiga meter. Lalu, sampah ditimbun dan di atasnya diisi tanah hingga beberapa lapis. Hanya, sistem ini di paling dasar seharusnya dilapisi plastik. "Saat ini belum, karena biayanya tinggi. Tetapi, dengan tanah lempung di lapisan paling bawah, rembesan air bisa diperlambat untuk meresap di tanah," terangnya.

Dengan struktur tanah seperti itu, kata Soekarman, air rembesan sampah tak mengkhawatirkan lingkungan. Di setiap zona, setidaknya sepertiganya masih kosong. DKP juga menyiapkan zona seluas 4.830 meter persegi untuk mengurangi pencemaran udara. Dinas ini menyiapkan beberapa tanaman misalnya mangga, jeruk, mahoni, zetropa, palm raja hingga jarak merah.

Pengolahan sampah di TPA Winongo, diakui Soekarman menjadi salah satu penilaian Piala Adipura tahun ini. Penilaian pertama pada akhir 2007 lalu, sudah mendudukkan Kota Madiun di posisi ketujuh dari 38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Soekarman optimistis tahun ini bisa meraih kembali piala lambing supremasi kebersihan lingkungan. (irw)



Post Date : 15 Februari 2008