|
BANDUNG, (PR).Pemerintah Kota Bandung positif menggunakan TPA Babakan di Kec. Ciparay, Kab. Bandung sebagai tempat pembuangan sampah sementara pascahabisnya masa pakai TPA Jelekong akhir Desember ini. Sementara itu, PT Bandung Raya Indah Lestari (PT BRIL), konsorsium kerja sama pengolahan sampah, mengaku sudah mengantongi tiga alternatif lahan TPA di Kab. Bandung. Positif. Untuk sementara kami akan menggunakan TPA Babakan. Kab. Bandung sudah memberikan izin untuk penanganan darurat. Mereka bahkan menyebutnya superdarurat. Kalau 31 Desember ini habis, berarti 1 Januari (sampah) sudah mulai (dibuang) ke sana, sambil menunggu lahan yang diupayakan PT BRIL, kata Wali Kota Bandung, Dada Rosada, usai menghadiri Seminar Akselerasi Pencapaian Bandung Sehat 2007, Kamis (15/12). Dada juga menyebutkan, salah satu lokasi alternatif di Kecamatan Cipatat Kab. Bandung seluas 5-10 hektare. Untuk persoalan sampah ini, Insya Allah kami bisa mengatasi dengan kerja sama kabupaten juga PT BRIL. Setelah penandatanganan MoU, PT BRIL juga kan terus mengupayakan meskipun untuk sampai pada pengolahan menjadi energi listrik harus dibangun fasilitasnya dulu. Mengenai kompensasi bagi warga sekitar TPA Jelekong, Dada mengklaim, pihaknya sudah memenuhi keinginan masyarakat, termasuk perbaikan jalan dan perawatan lokasi. Namun, Dada tidak menyebutkan secara pasti apakah Pemkot Bandung akan memberikan kompensasi lanjutan kepada warga. Tiga alternatif lokasi Dimintai komentarnya secara terpisah, Komisaris PT BRIL, Yoseph Soenaryo, mengatakan, sudah mengantongi tiga lokasi alternatif TPA dengan luas minimal 10 hektare. Namun, Yoseph enggan menyebutkan masing-masing lokasi dengan alasan untuk menghindari gejolak masyarakat. PT BRIL sudah melakukan pencarian lahan dan sudah ada pembicaraan-pembicaraan. Namun, finalnya harus melalui rapat karena membuat TPA untuk pengolahan tidak semudah membuat rumah. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.Tapi, kita akan secepatnya mencari konklusi dan menemukan lokasi TPA baru, ujar Yoseph. Ketiga lokasi tersebut, menurutnya, sedang dalam tahap konsultasi dengan Pemerintah Kab. Bandung. Jika sudah diperoleh kepastian lokasi, proses perizinan, termasuk amdal akan, segera diurus dan diharapkan lokasi tersebut dapat segera digunakan sebagai TPA. Kalau lokasi sudah pasti, dalam satu bulan bisa menampung sampah darurat dengan sistem sanitary landflill yang di-manage dengan baik karena kita perlu sampah itu untuk diolah, katanya. Energi listrik Selain pencarian lahan, Yosep mengatakan, pihaknya secara sinergi juga terus mencari sistem pengolahan yang paling cocok bagi Kota Bandung. Sementara untuk mesin pengolahan diharapkan akan rampung maksimal dalam satu tahun. Sampah selama ini dipandang masyarakat sebagai sesuatu yang kotor dan merusak lingkungan. Tapi dengan teknologi dan rekayasa lingkungan, sudah memungkinkan untuk dilakukan pengolahan. Beberapa kota dan negara lain juga sudah mengolah sampahnya. Jadi itu sesuatu yang sangat mungkin, ucapnya. Untuk sistem pengolahan sampah menjadi energi listrik, PT BRIL yang merupakan konsorsium akan menanamkan investasi ratusan miliar rupiah. Dari 7.500 m3 volume sampah Kota Bandung, diperkirakan dapat menghasilkan 24 megawatt energi listrik.(A-131) Post Date : 16 Desember 2005 |