Pemkot Akan Bagikan Kompos

Sumber:Pikiran Rakyat - 17 Januari 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Pemerintah Kota Bandung akan membeli pupuk kompos yang dihasilkan warga dari hasil pengolahan sampah organik. Selanjutnya, kompos tersebut akan dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan pupuk melalui program Bawaku Pupuk (Bantuan Khusus Wali Kota Bidang Pupuk).

"Tahun ini akan kita lakukan. Pupuk dibeli untuk dibagikan kembali kepada masyarakat," ujar Wali Kota Bandung Dada Rosada seusai mencanangkan Gerakan Penghijauan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Berbasis Sekolah di SMKN 6 Bandung, Minggu (16/1).

Dada tidak memerinci berapa dana yang sudah dianggarkan. Namun, dia mengatakan, dalam APBD Kota Bandung 2011, sudah dianggarkan sejumlah dana untuk membeli pupuk hasil pengomposan oleh kelompok-kelompok masyarakat di Kota Bandung.

Pupuk tersebut, menurut Dada, diharapkan bisa digunakan untuk merawat pepohonan di Kota Bandung. Dengan demikian, Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandung diharapkan bisa terpelihara dan meningkat luasnya.

"Data terakhir, baru 13 persen dari 30 persen yang diamanatkan. Paling tidak tahun ini bisa bertambah 2 persen. Dan 2012 bisa bertambah 3 persen atau bahkan kalau bisa 5 persen," tuturnya pula.

Dada menambahkan, perluasan RTH tersebut diharapkan tidak hanya di ruang-ruang publik, tetapi juga di lahan-lahan pribadi milik warga. Dia juga mengimbau agar masyarakat memanfaatkan setiap tanah yang dimiliki untuk menanam pohon.

"Kalau menurut aturan, lahan 25 meter persegi satu pohon. Namun, lahan satu kali satu setengah meter juga bisa ditanami satu pohon. Kalau tidak menanam pohon, kita akan sengsara. Sekarang saja sudah terasa akibat pohon yang ditebang tidak diganti," katanya.

Pokmas

Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Elly Wasliah menjelaskan, penerima Bawaku Pupuk bukan orang per orang, melainkan kelompok masyarakat (pokmas) yang akan merawat tanaman-tanaman yang memerlukan pupuk. Misalnya, di lahan-lahan tidur, lahan kritis, ruang publik, serta di fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya. Kompos tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan taman-taman di kawasan perumahan atau di lahan yang tidak terawat lainnya.

Elly juga tidak menyebut berapa jumlah pasti anggaran untuk Bawaku Pupuk. Namun, dia memastikan lebih kecil dari dana yang digunakan untuk pembelian pohon, yakni sekitar Rp 1,3 miliar.

"Jumlahnya lebih kecil. Memang belum bisa untuk membeli semua kompos yang dihasilkan. Anggaran kami terbatas. Akan tetapi, ini salah satu upaya untuk pengolahan sampah. Mereka yang sudah melakukan pengomposan diberi bantuan dengan dibeli komposnya. Harapannya supaya ada perubahan perilaku, masyarakat semakin sadar memilah sampah," tuturnya.

Elly menambahkan, untuk mengatasi keterbatasan dana itu pemerintah akan membuat skala prioritas mana-mana saja yang komposnya akan dibeli. Pendataannya akan dibantu oleh aparat kewilayahan. Selain Dinas Pertanian, Bawaku Pupuk ini nantinya dikerjasamakan dengan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung. (A-170)



Post Date : 17 Januari 2011