BANDUNG(SI) – DPRD Kabupaten Bandung menilai pemkab tidak mampu dan serius menangani sampah. Imbasnya,di pinggir-pinggir jalan di Kabupaten Bandung dipenuhi sampah yang menumpuk.
Belum lagi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah banyak yang belum diangkut. Kondisi tersebut menimbulkan bau busuk yang menyengat. Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bandung Gungun Gunawan mengatakan, jika dibiarkan, tumpukan sampah dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Jika Pemkab Bandung kreatif dan punya itikad baik membereskan persoalan sampah, tentu tumpukan sampah di pinggir jalan tidak akan terjadi. Alasan belum turunnya anggaran untuk armada truk sampah,dinilai terlalu mengada-ada.”Hal-hal teknis sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk menutupi ketidakseriusan dan kepedulian pemerintah terhadap masalah sampah,” tegas Gugun kepada wartawan,kemarin. Menurutnya, persoalan sampah sebenarnya bisa diselesaikan dari sejak dini.
Misalnya,Pemkab Bandung menyosialisasikan tentang bagaimana penanganan sampah dari lingkungan terkecil. ”Sampah di rumah tangga ada yang bisa diolah dan dijadikan kerajinan, itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pekerjaan,” tandas Gugun. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengangkutan Sampah Wilayah Soreang Ika Suwara, selama satu bulan,pihaknya hanya mampu mengangkut sampah sebanyak 670 rit menggunakan 23 truk.
“Hal ini disebabkan sarana dan prasarana yang amat terbatas untuk mengangkut sampah setiap harinya. Sekitar 1.340 ton per bulan sampah berhasil diangkut dari asumsi 39.200 ton. Sampah tersebut diambil dari Kecamatan Rancabali, Margahayu, Soreang, Katapang, Kutawaringin, Pasirjambu, Ciwidey, dan Kecamatan Rancabali,” ucapnya.
Di tempat lain, Kepala Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) Kabupaten Bandung, Indra Martono mengakui, baru sekitar 20% sampah di Kabupaten Bandung yang bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Babakan di Kecamatan Arjasari. Jumlah sampah terangkut baru berasal dari 21 kecamatan, dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.
Saat ini, kata Indra,Pemkab Bandung baru memiliki 57 armada pengangkut sampah.“Mungkin tahun ini kami akan menambah dua atau tiga lagi truk pengangkut,” ujarnya. Jumlah tersebut, menurut Indra, tidak bisa dikatakan ideal.
”Harus ada sedikitnya 50% sampah yang terangkut dari setiap daerah, jumlah truk yang dimiliki juga sedikitnya 100 unit untuk dikatakan ideal,”jelasnya. Berdasar data yang dimiliki Dispertasih, jumlah produksi sampah rumah tangga di Kabupaten Bandung rata-rata 0,2 kilogram per orang per hari. (iwa ahmad sugriwa)
Post Date : 17 Mei 2010
|