Pemkab Tak Berani Jual Kompos

Sumber:Jawa Pos - 24 September 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

KEDIRI- Teka-teki tidak dikenalnya dan diminati kompos produksi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sekoto oleh petani mulai terkuak. Menurut Kabag Humas Pemkab Sigit Rahardjo, pihaknya memang belum memasarkan kompos dari TPA Sekoto ke masyarakat. Sehingga petani belum tahu bagaimana efektivitas darti kompos tersebut. "Kami tidak menjualnya ke masyarakat makanya tidak laku," katanya.

Sigit mengatakan jika pihaknya menjual kompos dari TPA Sekoto itu ke pasaran karena berdasarkan aturan itu tidak boleh. Sebab, di pasaran sudah ada pupuk bersubsidi yang sudah ada. "Kami bisa disalahkan jika menjualnya ke pasaran," ujarnya tanpa menyebutkan aturan yang mengaturnya secara jelas.

Dikatakan Sigit, selama ini TPA Sekoto memproduksi kompos hanya untuk mengurangi volume sampah di TPA yang luasnya sekitar 3,5 hektare di Dusun Genukwatu Desa Sekoto Kecamatan Badas. Karena setiap hari TPA Sekoto mendapat kiriman sampah sekitar 230 meter kubik. Sehingga jika tidak diolah untuk kompos maka TPA akan cepat overload.

Lalu kemana kompos yang diproduksi tersebut? Sigit mengatakan karena tidak dipasarkan ke pasaran, kompos dari TPA Sekoto itu dipakai untuk kebutuhan Pemkab sendiri. Taman-taman di Kabupaten Kediri banyak yang membutuhkan pupuk diberi dengan kompos. "Hasilnya juga bagus. Subur-subur," ujarnya.

Sayang, mengenai berapa jumlah produksi kompos TPA Sekoto dan berapa areal taman yang membutuhkannya, Sigit mengaku tidak mengetahui secara pasti. "Yang jelas selama ini kebutuhan dengan kompos sudah cukup," ujarnya.

Sementara itu ketua Komisi B Heri Purnawirawan mengatakan jika kompos produksi TPA Sekoto itu jika sudah dites laboratirium dinyatakan layak untuk pupuk dan mendapatkan ijin maka bisa saja diperjualbelikan. "Kalau belum ada uji laboratorium dan tidak ada ijinnya memang tidak boleh dipasarkan," ujarnya.

Untuk itu, Heri mengatakan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) selaku leading sector TPA Sekoto, perlu melakukan kerjasama dengan dinas-dinas terkait seperti Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan serta Dinas Pemasaran untuk masalah ini. Sehingga, kompos buatan TPA Sekoto bisa dipasarkan.

Heri mengatakan jika kompos buatan TPA Sekoto bisa dipasarkan ke masyarakat maka kekurangan pupuk yang selama ini terjadi bisa tertolong. Sehingga tanaman di Kabupaten Kediri bisa subur dan petani tidak kebingungan lagi soal pupuk.

Selain itu, adanya penjualan kompos dari TPA Sekoto sendiri akan menambah pendapatan asli daerah (PAD). Sehingga TPA Sekoto tidak hanya mendapatkan pendapatan dari retribusi sampah saja. Sekadar diketahui untuk tahun 2007, pendapatan dari retribusi pelayanan sampah atau kebersihan hanya sebesar Rp 36 juta. (tyo)



Post Date : 24 September 2008