PROGRAM Bali Green Province (BGP) yang digagas Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendapat dukungan penuh Pemkab Tabanan karena BGP sejalan dengan program lingkungan yang digagas Bupati Tabanan Eka Wiryastuti. ''Kami sangat concern dan mendukung penuh program Bali Green Province ini karena sejalan dengan program Serasi (sejahtera, aman dan berprestasi) yang digagas Bupati,'' kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Tabanan Ir. I Gusti Ngurah Anom Antara di sela-sela Sosialisasi Program BGP oleh Tim Sosialisasi Provinsi Bali di Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Tabanan, Jumat (11/2) lalu.
Acara diikuti camat, perwakilan tokoh adat, tokoh agama, tokoh pendidikan dan tokoh masyarakat dari 10 kecamatan se- Tabanan. Narasumber Kepala UPTD Laboratorium BLH Provinsi Bali I Gede Suarjana.
Sosialisasi Program BGP ini, menurut Anom Antara, merupakan kesempatan bagus bagi kedua belah pihak untuk menyamakan persepsi. Selain itu, banyak informasi baru dari Pemprov yang bisa ditangkap Pemkab dan masyarakat Tabanan.
Kepala KLH Tabanan Ir. AAN Raka Iswara W, M.Si. mengatakan, upaya Tabanan mewujudkan kebersihan dan penghijauan sudah dilakukan sejak lama. Kini, dengan adanya BGP upaya itu makin digarap serius. Mulai tahun 2011, Pemkab telah membeli semua jenis sampah yang dihasilkan masyarakat Tabanan. Harga yang ditawarkan cukup menarik. Tas kresek dibeli hingga Rp 500 per kg. Gelas air mineral kualitas baik Rp 6.500 per kg. Sampah aluminium, besi dan baja, dihargai lebih tinggi lagi. Pembelian ini untuk merangsang masyarakat mengubah perilaku dalam pengelolaan sampah sekaligus membuka usaha baru.
Sampah yang dibeli Pemkab Tabanan diolah di tempat pengolahan sampah Kediri. Tas kresek, gelas air mineral dan botol bekas minuman berkarbonat dicacah dan diolah menjadi bijih plastik. Sedangkan sampah organik berupa daun, ranting dan sisa makanan diolah menjadi pupuk kompos granula untuk didistribusikan cuma-cuma kepada petani sawah.
Respons sangat positif Pemkab Tabanan ini sejalan dengan respons yang ditunjukkan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh pendidikan yang hadir dalam sosialisasi. Mereka bahkan menginginkan sosialisasi seperti ini jangan berhenti sampai di sini, melainkan diteruskan sampai tingkat desa. Pemprov Bali diharapkan membantu pengadaan sarana dan prasarana pengolahan sampah seperti mesin pencacah.
Menanggapi respons tersebut, Gede Suarjana menyampaikan penghargaan Pemprov Bali kepada Pemkab Tabanan. Pemprov Bali kini telah menyediakan dana bantuan sosial (bansos) bagi kelompok dan lembaga peduli lingkungan. Bansos untuk kelompok besarnya Rp 5 juta, sedangkan lembaga (desa adat dan sekolah) Rp 10 juta. Pemprov juga siap membantu tong sampah di pura, sekolah dan pembuatan biopori untuk meningkatkan air resapan tanah. Agar program BGP tak terhenti sebatas sosialisasi, Suarjana berharap, Pemkab Tabanan membentuk desa percontohan BGP di masing-masing kecamatan.
Post Date : 11 Februari 2011
|