|
CILACAP (SINDO) Pemkab Cilacap mulai mendistribusikan air bersih di Kec Kawunganten dan Kec Kedungreja dalam beberapa hari ini. Warga dua wilayah itu sudah kehabisan stok air hujan yang biasa digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Cilacap Sumaryo mengatakan, desa pertama yang dipasok air bersih adalah Bringkeng,Kec Kawunganten. Kita sudah memasok di tiga desa di Kec Kawunganten yakni Grugu, Babakan dan Bojong. Selain itu juga ke Desa Kaliwungu di Kec Kedungreja,jelasnya, kemarin. Petugas pemasok air bersih Bagian Kesra Cilacap Ngadiri mengatakan,pada umumnya desa yang kekurangan air memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. Air sumur di wilayah setempat tidak layak dikonsumsi karena warnanya kuning. Sehingga mereka hanya memanfaatkan air sumur untuk mencuci dan mandi, jelas dia. Menurut Ngadirin, setiap desa akan dipasok satu tangki dengan kapasitas air bersih 4.000 liter. Namun karena truk tangki hanya dua unit, maka pasokannya tidak bisa langsung seluruhnya. Seperti diketahui, sebanyak 42 desa di 13 kecamatan di Cilacap, rawan kekurangan air bersih. Di antaranya Jeruklegi, Bantarsari, Kawunganten,Kampung Laut, Gandrungmangu, Cilacap Utara, Sidareja, Patimuan, Nusawungu, Kedungreja, Cimanggu, Kesugihan dan Adipala. Sementara krisis air bersih mulai dirasakan warga di Kec Borobudur,Kab Magelang. Kekeringan di antaranya terlihat di Dusun Saji dan Tawangsari, Desa Ngadiharjo. Mereka mengaku, sudah mulai merasakan dampak kekeringan, sejak dua bulan silam.Salah seorang warga Ngadiharjo Anwari mengatakan, volume air sumur warga mulai menyusut hingga tujuh meter. Sungai Sepranti yang biasa digunakan untuk mengairi lahan sawah serta untuk kebutuhan hidup sehari-hari, juga sudah mulai kehabisan air,ungkapnya,kemarin. Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kab Magelang Sutoyo mengatakan, kekeringan di wilayah Magelang untuk tahun ini relatif lebih ringan ketimbang wilayah sekitarnya. (ridwan anshori/muh slamet) Post Date : 16 Juli 2007 |