|
KARAWANG, (PR).Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Cipta Karya, Drs. Ardani Achmad mengakui pihaknya kewalahan dalam menangani sampah, khususnya di Perumnas Bumi Telukjambe. Menurut dia, hal itu terjadi akibat terbatasnya armada pengangkut sampah yang dimiliki Dinas Cipta Karya. "Saat ini, kami hanya punya 11 truk pengangkut sampah. Padahal idealnya 18 hingga 20 truk," ujar Ardani, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (29/9). Menurut dia, pihaknya belum mempunyai truk khusus yang beroperasi mengangkut sampah dari Perumnas Telukjambe. Selama ini, pengangkutan sampah dari Telukjambe, menggunakan truk yang beroperasi ke daerah lain, sehingga pengangkutan tidak optimal. Dikatakan Ardani, penghuni Perumnas Telukjambe mencapai 9.000 jiwa dengan rata-rata produksi sampahnya mencapai 1 truk/hari. Sementara pihaknya hanya mampu melakukan pengangkutan sampah 3 truk/pekan. "Perhitungan yang tidak sebanding itu, dengan sendirinya telah menimbulkan tumpukan sampah," kata Ardani. Namun demikian, Ardani berjanji akan segera mengantisipasi persoalan tersebut. Menurut dia, Dinas Cipta Karya telah memesan 6 unit armada baru, yang salah satunya akan dioperasikan di daerah Telukjambe. Dengan demikian, persoalan sampah di Telukjambe dan sekitarnya bakal segera teratasi. Menurut Ardani, jika tidak ada aral melintang, penambahan 6 unit truk baru tersebut bakal terealisasi Oktober mendatang. Dengan demikian, pada Lebaran mendatang truk tersebut diharapkan sudah bisa dioperasikan. Tidak terangkut Sementara itu, penghuni Perumnas Bumi Telukjambe mengeluhkan buruknya pengelolaan sampah oleh pemerintahan setempat. Pasalnya, sejak beberapa bulan terakhir, sampah di perumnas tidak terangkut hingga menimbulkan bau busuk yang menyesakkan napas. "Kondisi tersebut sebenarnya sudah dilaporkan warga kepada instansi terkait. Namun, hingga sekarang sampah-sampah ini belum juga diangkut hingga menimbulkan gunungan kecil," ujar seorang penghuni perumnas yang juga anggota Komisi C DPRD Karawang, Budiwanto, Jumat (29/9). Menurut dia, volume sampah dari warga perumnas bisa mencapai puluhan kubik per hari. Namun, Dinas Cipta Karya hanya mengangkut sampah tersebut satu truk dua kali dalam sepekan. Akibatnya, sampah di tempat pembuangan sementara semakin lama semakin menumpuk, bahkan hingga leber ke badan jalan. Dikatakan, sampah yang menumpuk tersebut mengeluarkan aroma tak sedap hingga radius ratusan meter. (A-106) Post Date : 30 September 2006 |