|
KEBUMEN (KR) - Kesulitan air bersih mulai dirasakan warga Kabupaten Kebumen menyusul berkurangnya debit sumber air yang ada. Berdasar data Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen, kesulitan air bersih di musim kemarau tahun ini mengancam 71.010 jiwa. Mereka tersebar di 80 desa di 13 kecamatan. Desa-desa yang rawan air bersih, 7 desa di Kecamatan Karangsambung, 7 desa di Kecamatan Alian, 5 desa di Kecamatan Karanganyar, 11 desa di Kecamatan Sruweng, 9 desa di Kecamatan Pejagoan, 6 desa di Kecamatan Padureso, 9 desa di Kecamatan Rowokele, 2 desa di Kecamatan Kebumen, 2 desa di Kecamatan Prembun, 2 desa di Kecamatan Buayan, 6 desa di Kecamatan Poncowarno, 5 desa di Kecamatan Karanggayam dan 9 desa di Kecamatan Sempor. Kepala Bagian Kesra Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen Achmad Chusaeni SSos, Rabu (31/8) menyatakan, untuk meringankan penderitaan warga, Pemkab Kebumen melakukan droping air bersih. Droping air bersih sudah berjalan sejak 22 Agustus lalu, kata Chusaeni yang setiap hari menerjunkan 4 mobil tanki. Untuk keperluan droping air bersih, Pemkab Kebumen menganggarkan Rp 55 juta. Anggaran sebanyak itu cukup untuk droping air bersih sebanyak 846 tanki. Hanya saja perkiraan Chusaeni, 846 tanki belum cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih 71.010 jiwa sampai musim kemarau berakhir. Karena itu diharapkan, bantuan dari Gubernur Jawa Tengah sebesar Rp 26,6 juta bisa segera diterima. Pasalnya dengan dana bantuan gubernur, bisa untuk menambah 409 tanki lagi. Dengan begitu droping air bersih bisa berlangsung hingga musim kemarau berakhir, terang Chusaeni seraya mengatakan, warga yang sangat membutuhkan air bersih, bisa langsung menghubungi Bagian Kesra. Di musim kemarau, droping air bersih yang diterima warga, dimanfaatkan untuk kebutuhan masak dan minum. (Suk)-o Post Date : 05 September 2005 |