|
BANDUNG(SINDO) – Bupati Bandung Obar Sobarna menyambut baik rencana Pemprov Jabar untuk membangun tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Legoknangka di Kampung Legoknangka, Desa Ciherang, Kecamatan Nagreg,Kabupaten Bandung. Menurut Obar,pembangunan TPA di Legoknangka sebenarnya sudah direncanakan beberapa tahun, bersamaan dengan rencana pembangunan TPA Sarimukti di Dusun Cigedig, Desa Sarimukti,Kecamatan Cipatat,yang kini masuk ke wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB). ”Sebenarnya rencana pembangunan TPA Legoknangka itu kan bersamaan dengan rencana pembangunan TPA Sarimukti di Cipatat. Jadi waktu itu ada dua alternatif lokasi TPA, tapi karena yang jadi dibangun di Sarimukti, maka yang Legoknangka tidak,”tutur Obar. Untuk lokasi TPA, sambung Obar, sebagian besar masyarakat di sana sudah menyetujui, bahkan sudah ada proses pembebasan lahan. Kendati memberikan sinyal positif, namun menurut Obar, untuk membangun TPA Legoknangka harus melalui pengkajian yang matang. ”Kami belum tahu sejauh mana perkembangannya. Kalau untuk soal lokasi sih kita sudah siap,sosialisasi terhadap warga sekitar juga sudah dilakukan sejak dulu, bahkan sudah ada negosiasi soal pembebasan lahan milik warga,” kata Obar di Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, kemarin.. Soal dampaknya terhadap lingkungan sekitar Legoknangka, Obar menegaskan, hal tersebut tak perlu dikhawatirkan, sebab sistem yang digunakan untuk TPA tersebut berupa reusable sanitary landfill (RSL). RSL adalah sebuah sistem pengolahan sampah yang berkesinambungan dengan menggunakan metode suplai ruang penampungan sampah padat. RSL diyakini bisa mengontrol emisi likuid atau air rembesan sehingga tidak mencemari air tanah. ”Tentu kami welcome, apalagi sistemnya nanti menjadi TPA yang mengelola sampah menjadi kompos, dan relatif lebih aman bagi rembesan air. Dan kalau dilihat dari lokasinya pun, di situ cukup jauh dari permukiman warga,” terang Obar. Pada kesempatan sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung Tatang Rustandar mengatakan, hingga kini belum ada koordinasi dan permohonan izin dari Pemprov Jabar untuk membangun TPA Legoknangka. “ Kami baru mendapat kabar bahwa Pemprov Jabar tahun ini sudah menyiapkan anggaran dari APBD provinsi untuk pembebasan lahan di Legoknangka,” ujar Tatang. Warga Cireunde Menolak Sementara itu, rencana Pemprov Jabar untuk mengaktifkan kembali TPA Leuwigajah di Kampung Pojok,Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi, sebagai salah satu alternatif tempat pembuangan sampah ditentang keras warga Kampung Cireunde yang lokasinya hanya berjarak beberapa meter dari komplek TPA Leuwigajah. Pasalnya, selain akan membuat lingkungan kembali menjadi berbau sampah,mereka juga masih trauma dengan bencana sampah longsor yang menelan 147 korban jiwa pada 2005 lalu. Ketua Adat Kampung Cireunde Asep Abas mengaku akan menolak dengan tegas upaya pembukaan kembali TPA Leuwigajah.Menurutnya, cukup sudah masyarakat Cireunde menderita oleh bau sampah dan lalat selama 20 tahun. Saat ini warga sudah mulai menikmati kehidupan normal tanpa perasaan jijik. ”TPA Leuwigajah sudah ditutup,dan bagi kami itu harga mati,”ujar Asep. (iwa ahmad sugriwa/ adi haryanto) Post Date : 15 Januari 2009 |