|
SUMBER, (PR).- Pemerintah Kabupaten (pemkab) Cirebon membentuk satkorlak khusus (satkorlaksus) untuk mengantisipasi kemungkinan datangnya banjir yang merupakan siklus 25 tahunan. Untuk penanganan bencana alam banjir tadi, disediakan pula anggaran dana sebesar Rp 7,3 miliar dari anggaran pusat dan daerah. Demikian ditegaskan Bupati Cirebon, H. Dedi Supardi usai membuka Lokakarya Penentuan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kamis (27/1) di Cirebon. Dia juga mengaku terkejut saat menerima kabar soal ancaman banjir yang bakal melanda pantura dari Indramayu-Cirebon-Brebes (Jateng). "Saya kaget membaca berita kemungkinan pantura tenggelam. Apalagi yang mengemukakan lembaga yang paham dengan soal perairan. Karena itu, saya anggap ancaman masuknya siklus kala ulang banjir 25 tahunan sebagai hal serius yang harus diwaspadai," tutur Bupati Dedi. Perkiraan soal banjir di sepanjang pantura yang diungkapkan oleh Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (PIPWSCC) merupakan peringatan bagi masyarakat pantura termasuk warga Cirebon. Karenanya, masyarakat khususnya yang berada di sepanjang pesisir harus wapada. Peringatan dari PIPWSCC itu ditanggapi serius Bupati Dedi. Sebagai antisipasi, Pemkab Cirebon membentuk satkorlaksus terdiri dari gabungan instansi terkait seperti dinas-dinas, kecamatan, desa, TNI/Polri, Satpol PP termasuk juga melibatkan masyarakat secara aktif. Selain itu, Bupati Dedi juga mengemukakan telah menyediakan anggaran senilai Rp 7,3 miliar. Berasal dari dana APBD sebesar Rp 2 miliar dan dana dari pusat (Dana Bencana Alam) Rp 5,3 miliar. "Kami sediakan dana penanggulangan bencana dari APBD 2005 sebanyak Rp2 miliar ditambah dana bantuan dari pusat sebesar Rp 5,3 miliar. Jadi kita punya simpanan dana penanggulangan banjir Rp7,3 miliar," ungkap bupati. Waspadai sungai besar Seperti diberitakan "PR" sebelumnya, PIPWSCC mengisyaratkan akan bahaya banjir besar yang diperkirakan bakal melanda sepanjang pantura dari Indramayu-Cirebon-Brebes. Banjir besar di pantura itu merupakan siklus kala ulang banjir 25 tahunan. Banjir 25 tahunan itu akan berdampak sangat besar bagi Pulau Jawa. Sebab salah satu yang sangat fatal ialah terendamnya jalur utama Pantura yang merupakan urat nadi utama aktifitas perekonomian di Pulau Jawa. Kepala PIPWSCC, Ir. Graita Sutasi mengemukakan, siklus kala ulang 25 tahunan itu merupakan bencana banjir besar yang datang setiap 25 tahun sekali. Terakhir terjadi pertengahan tahun 85 dimana banjir besar melanda pantura. Sementara itu, PIPWSCC juga terus mewaspadai gelagat dari 14 sungai besar yang bermuara ke Laut Jawa di sepanjang pantura dari Indramayu-Cirebon-Brebes. Sungai berisiko tinggi penyebab bencana banjir itu antara lain Sungai Cipanas, Pangkalan, Cimanuk, Kumpul Kuista, Winong, Jamblang, Kedung Pane, Kanci, Bangka Deres, Tanjung Kulon, Kabuyutan, Buntris/Soga, Babakan, dan Cisanggarung. Faktor penyebab banjir lebih keterbatasan kapasitas daya tampung palungnya. Seperti di Sungai Cipanas daya tampungnya hanya 100 m3/dt, Pangkalan, Cimanuk 67m3/dt, Pekik/Condong 20 m3/dt, Kedung Pane 82 m3/dt Cisanggarung 960 m3/dt, Tanjung Kulon 70 m3/dt, Kabuyutan 143,50 m3/dt, dan Babakan. Dari harsil inventarisasi lokasi kritis sampai Oktober 2004 pada sungai-sungai yang ada di Wilayah Kerja PIPWS Cimanuk-Cisanggarung, mulai Sungai Cipanas sampai Babakan terdapat 184 lokasi kritis dan perlu mendapat penanggulangan. Kawasan tadi berpotensi terendam banjir dan mengancam pemukiman. Misalnya Sungai Cipanas mengancam kawasan Hulu Bendung HBM karena terjadi penyempitan 11 km. Selanjutnya Sungai Cimanuk Blok Lengkong, Desa Rambatan Kulon Kec. Lohbener Kab. Indramayu, Blok Pasir Melati, Desa Pasir Melati Kec. Dawuan Kab. Majalengka Desa Tomo Kecamatan Tomo Kab. Sumedang. Sungai Cilutung, Blok Cangkering, Blok Makam, Ds/Kec Kadipaten, Majalengka, Cideres, Ds. Cideresdeet, Pangandon Kec. Kadipaten, Majelengka, Sungai Pekik/Condong ancam Muara. Sungai Tanjung Kulon, Jembatan Raya Tegal 5 km ke hulu. Sungai Tanjung Kulon, Jembatan Jalan Raya Cirebon-Tegal 6,5 km ke hulu. Sungai Babakan, Jembatan Jalan Raya Cirebon-Tegal 6,6 km ke hulu, Sungai Cikalong, Blok Perumnas Kota Cirebon dan Sungai Cikenes, Blok Perumnas Kota Cirebon. "Dari lokasi-lokasi kritis tadi jika terjadi bencana banjir, diperkirakan daerah genangan bisa mencapai seluas 24.6109 hektare," kata Graita.(A-93) Post Date : 28 Januari 2005 |