|
DEMAK- Sejumlah desa yang kekurangan air bersih, hingga kemarin belum mendapatkan droping air bantuan Pemkab Demak. Padahal sudah lebih dari seminggu warga dari delapan desa di Kecamatan Kebonagung mengonsumsi air keruh dari Sungai Sekunder-Doreng. Warga daerah tersebut memang tidak banyak yang mempersoalkan, meski air minum yang dikonsumsi berasal dari sungai di desanya. Namun, para pamong desa dan tokoh masyarakat di daerah tersebut berharap ada bantuan dari pemerintah terkait penyediaan air bersih. Mereka khawatir, akan banyak warga yang sakit akibat mengonsumsi air kurang bersih itu. ''Kami memang belum mengajukan bantuan ke pemkab, tetapi mereka sudah tahu kalau kondisinya seperti ini,'' ujar salah seorang pamong desa Tlogosih, Mashuri. Sementara, Pemkab Demak tampaknya masih mencari sumber dana yang dapat digunakan untuk penyaluran air bersih, menyusul tidak adanya pos anggaran bantuan air. Sebenarnya, pada APBD 2007, pemkab telah mengalokasikan dana sekitar Rp 500 juta untuk penyediaan bantuan bencana yang sifatnya rutin. Namun oleh tim pemprov yang mengevaluasi APBD menyarankan agar pos tersebut digabungkan dalam Dana Tak Terduga. Bupati H Tafta Zani mengatakan, bantuan air bersih tidak boleh terhambat meski sampai sekarang tidak ada anggarannya. Air merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat, sehingga kalau ada permintaan harus segera ditindaklanjuti. ''Anggaran memang jadi persoalan, tetapi penyaluran air ke masyarakat tidak boleh terganggu,'' katanya di sela-sela perayaan HUT ke-29 Yayasan Pendidikan Luara Biasa (Yaspenlub) di Demak, kemarin. Untuk melakukan droping, lanjut dia, pemkab dapat menggunakan tenaga dan dana dari bagian umum. Artinya, beban kebutuhan tenaga pengiriman beserta kendaraan dapat di-back up kepala bagian umum, sedang air bersihnya meminta bantuan PDAM dengan cara membayar belakang. ''Sambil kita usulkan alokasinya dalam perubahan APBD tahun ini,'' tuturnya. Artetis Tafta menambahkan, droping air merupakan langkah instan dan tidak bisa dipertahankan terlalu lama. Persoalan kekurangan air bersih telah menjadi masalah tahunan ketika memasuki musim kemarau. Oleh karenanya harus dicarikan solusi agar tahun mendatang, daerah yang mengalami persoalan itu tidak lagi mendapat masalah yang sama. Salah satu caranya adalah dengan membangun sumur-sumur artetis di desa-desa tersebut. ''Tahun lalu sekitar 40 sumur artetis sudah dibangun, tahun ini juga ada dan tahun depan kami akan memperbanyak pembuatan sumur yang pengelolaanya diserahkan kepada desa,'' ujar bupati. (H1-16) Post Date : 02 Agustus 2007 |