|
Tujuan utama penyusunan buku panduan Pemilihan Lokasi Partisipatif (PLP) ini adalah untuk melakukan suatu pemilihan dan penilaian kawasan kerja yang dianggap paling tepat dan mewakili kondisi factual yang ada. Selain itu panduan ini juga berguna untuk memberikan gambaran pada semua pihak tentang kelebihan dan kelemahan suatu proses pemilihan lokasi kerja sehingga dapat mempermudah dalam proses pengambilan keputusan. Buku ini terbagi menjadi lima bagian: Bab 1 menjelaskan mengenai definisi dari pemilihan lokasi kerja partisipatif dan mengapa perlu dilakukan pendekatan partisipatif, di mana proses PLP dapat di bagi menjadi 2 tahap, yaitu: (1) analisis PLP untuk skala besar (propinsi, kabupaten, atau DAS); dan (2) analisis PLP skala detil (tingkat kecamatan, kelurahan, sub DAS, dan/atau sub-sub DAS). Bab 2 menjelaskan penentuan kriteria dan indikator yang dipakai, serta cara pemilihan dan pembelajaran proses pertimbangan penggunaan kriteria dan tata cara penilaiannya. Secara umum ada 5 tahapan yang harus dilakukan, dengan dua tahapan utama sangat membutuhkan partisipasi aktif dari para pihak yang berkepentingan. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah Focus Groups Discussion (FGD), pengumpulan data, proses GIS, verifikasi lapangan dan hasil rekomendasi bersama. Pengembangan parameter dan kriteria dimulai dengan pendekatan Focus Groups Discussion (FGD) untuk mendapatkan informasi kebutuhankebutuhan masyarakat secara umum, baik yang merupakan pemikiran, ide-ide, rancangan-rancangan maupun kegiatan yang sudah atau sedang berlangsung. Selain dari masyarakat, informasi juga digali dari para pihak tentang rencana pengembangan wilayah, potensi, kondisi sosial budaya dan ekonomi. Komponen kriteria pemilihan lokasi kerja, data dan kebutuhan survei lapangan merupakan komponen yang diputuskan dari hasil musyawarah mufakat, atau dengan kata lain sangat bergantung pada tujuan dan kebutuhan para pemangku kepentingan. Sedangkan komponen lainnya, lebih pada aktivitas teknis pengolahan data yang dapat dilakukan oleh orang yang berpengalaman dalam aplikasi GIS. Di dalam bab 3 dikemukakan dua contoh utama dari kerja ESP di DAS Cimandiri dan Kawasan perlindungan mata air Sibolangit, sehingga para pengambil keputusan akan mampu memahami proses pemilihan lokasi dari awal hingga pada peta akhir lengkap dengan rekomendasi analisisnya. Sementara itu, pada bab 4 mengemukakan proses analisis GIS apa saja yang harus dilakukan, sedangkan bab 5 yang menampilkan pemanfaatan perangkat lunak GIS “Free” dan “Open Source”, sebagai perangkat alternatif untuk aplikasi analisis spasial. Daftar Isi: Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Penulis Daftar Isi Pendahuluan Proses Pemilihan Lokasi Partisipatif Pengalaman Memilih Lokasi Kerja Aplikasi GIS untuk Analisis Spasial Alternatif Analisis dengan FOSS GIS/RS Daftar Pustaka Daftar Singkatan & Istilah Post Date : 13 November 2009 |