|
BANDUNG, (PR).- Solidaritas Independen Bandung, seniman, dan kalangan masyarakat adat sepakat untuk melakukan gerakan moral dan sosial, demi menjaga lingkungan Kota Bandung. Mereka juga mengkritik pemerintah yang belum mampu menyediakan kebutuhan air bagi warganya. Hal itu terungkap di dalam diskusi yang digelar Solidaritas Independen Bandung dan Common Room di Jln. Kyai Gede Utama, untuk memperingati hari lingkungan hidup sedunia, Kamis (5/6). Hadir sebagai pembicara, pakar hukum Yesmil Anwar, seniman Tisna Sanjaya, dan Abah Udung dari masyarakat adat. Dalam diskusi itu Yesmil Anwar mengatakan, pemerintah telah melakukan kebohongan publik, dengan menyatakan telah memberikan pelayanan air bersih bagi sebagian besar warganya. Karena, pada kenyataannya masih lebih banyak warga yang tidak mendapat akses ke air bersih. Berbagai peraturan daerah yang berkaitan dengan air merupakan kebohongan publik, karena seakan-akan membela kepentingan publik, padahal lebih membela kepentingan pemilik modal. Yesmil juga menyoroti berbagai perundangan di tingkat pusat, yang tidak secara jelas mengatur persoalan air di negara ini. Akibatnya, sekarang air berubah fungsi dari sesuatu yang memiliki fungsi sosial, menjadi sesuatu yang bersifat ekonomis. Selain diskusi, acara ini diisi pembacaan puisi, pertunjukan kecapi sunda, dan silat. Kegiatan memperingati hari lingkungan hidup sedunia tidak hanya diisi diskusi. Minggu (8/6) anak-anak muda itu akan menggelar acara "Ngagoes for Better Life", yaitu konvoi sepeda yang dimulai di Alun-Alun Bandung, untuk kampanye penggunaan kendaraan tanpa BBM. (A-132) Post Date : 07 Juni 2008 |