|
pembuatan sumur pompa di permukiman meningkat hampir 100%, seiring kian sulitnya memperoleh sumber air bersih pada musim kemarau kali ini. Selain itu, penggunaan air minum dalam kemasan pun meningkat hingga 647% dalam kurun waktu enam bulan terakhir ini. Seorang pembuat sumur pompa, Dedi Mintarja, mengatakan, dalam satu bulan ia bisa menerima order membuat sumur pompa sebanyak empat hingga enam lubang. Kalau di musim hujan, order cuma datang dua bulan sekali. Musim kemarau ini, pesanan membuat sumur meningkat 100%, katanya, ketika ditemui di rumahnya di Kp. Awingahgar Blok XI RT 03 RW 08 Kel. Sarijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Senin (6/8). Kedalaman sumur pompa untuk rumah tangga berkisar antara 20 m-60 m. Kedalaman sumur pompa makin bertambah karena ketersediaan air dalam tanah terus menipis, ujar Dedi. Ia mencontohkan, di wilayah Cicaheum, kedalaman sumur harus mencapai minimal 28 meter untuk bisa mencapai sumber air. Padahal, biasanya mah air sudah bisa diperoleh pada kedalaman 14 meter, katanya. Fenomena serupa terjadi hampir secara menyeluruh di kawasan Kota Bandung. Wilayah Cibaduyut, Antapani, dan Cijerah dikategorikan Dedi sebagai wilayah yang paling sulit memperoleh air. Di wilayah-wilayah itu, ia harus mengebor hingga kedalaman 60 meter. Karena kedalamannya bertambah, ongkos membuat sumur pompa pun bertambah mahal, yakni Rp 2 juta-Rp 6 juta. Meningkat 647% Berdasarkan data Sensus Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2000 dan Sensus Ekonomi Daerah (Suseda) Jawa Barat tahun 2006, pengguna sumur pompa sebagai sumber air minum di Kota Bandung bertambah 22.848 rumah tangga. Pada 2000, pengguna pompa sebanyak 126.500 rumah tangga. Jumlah itu bertambah menjadi 149.348 rumah tangga pada tahun 2006. Wilayah terbanyak yang menggunakan pompa adalah di Kec. Bandung Kulon (18.554), Kec. Cibiru (14.240), Kec. Rancasari (13.254), dan Kec. Babakan Ciparay (10.701). Penggunaan air minum kemasan sebagai sumber air minum juga mengalami peningkatan drastis, yakni 647%. Semula hanya 9.576 rumah tangga pada 2000, menjadi 71.606 rumah tangga pada tahun 2006. Sebaliknya, pengguna air ledeng sebagai sumber air minum di Kota Bandung menurun 1.346 rumah tangga. Pada 2000 tercatat 278.199 rumah tangga, dan turun menjadi 276.853 rumah tangga pada 2006. (Lina Nursanty/PR) Post Date : 07 Agustus 2007 |