|
DINAS Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok urung melaksanakan pembangunan fisik Unit Pengelolaan Sampah (UPS), sebab tidak ada permintaan dari masyarakat. Namun, antrean proposal pembangunan UPS sudah menumpuk untuk tahun 2013. "Tahun ini kita tidak membangun UPS. Takut ditolak," kata Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana DKP, H Ridwan, berseloroh, Senin (16/7). Menurut Ridwan, pembangunan UPS tidak lagi menjadi inisiatif pemerintah, melainkan menunggu sikap proaktif dari masyarakat. Meski begitu, pembangunan UPS tetap sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun DPRD dan Wali Kota Depok. "Tahun 2013 kami sudah menyiapkan tiga titik pembangunan. Semua atas permintaan masyarakat," katanya. Terpisah, Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad bersama Kabid Kebersihan Rahmat Hidayat mengunjungi UPS Sukatani dan UPS Mekarsari. Kunjungan Somad itu untuk mendalami informasi-informasi yang didapat dari masyarakat terkait masalah sampah di UPS, seperti: masih tercium bau tak sedap di sekitar UPS. "Secara umum penanganan sampah lewat UPS masih jauh ketinggalan, karena harus direvitalisasi. Mulai dari sistem, mekanisme, hingga polanya. Semangat untuk membenahi masalah sampah juga harus terus ditumbuhkan dan diimplementasikan," tuturnya. Dipaparkan, kondisi UPS masih sangat memprihatinkan. Hal itu dapat dilihat dari kurangnya prasarana pengangkatan residu UPS ke Cipayung, kompos hasil pengolahan sampah yang belum dimanfaatkan sebagai segmen bisnis. Padahal, kata Idris, pemasukan UPS itu dari kompos. Melihat kenyataan seperti itu, ia mengimbau kepada warga untuk turut memberikan kontribusinya. "Saya yakin, sampah di Kota Depok bisa dikelola karena Depok memiliki orang-orang yang pintar dan kreatif," katanya seraya meminta seluruh elemen masyarakat aktif dalam pengolahan sampah. Untuk itu, dapat dimulai dari lingkunganya. Intinya, Pemkot Depok terus berupaya melakukan pengolahan sampah secara optimal, namun dibutuhkan pula kerja sama dari seluruh elemen masyarakat. “Tanamkan dalam diri untuk selalu berbudaya bersih dan membiasakan diri selalu membuang sampah pada tempatnya serta memilah sampah," lanjutnya. Somad menyampaikan hasil pengamatannya selama Jumat Bersih (Jumsih) rata-rata sampah yang dijumpai adalah puntung rokok dan bekas jajanan anak. Artinya, sampah tersebut ada karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Iskandar Hadji Post Date : 17 Juli 2012 |