Pembangunan Berbasis Air

Sumber:Kompas - 16 Juni 2007
Kategori:Air Minum
Jakarta, Kompas - Pembangunan di Indonesia sebagai negara kepulauan hendaknya mengacu kepada ketersediaan sumber daya air tawar di setiap pulaunya. Tanpa memperhitungkan neraca sumber kehidupan itu, akan timbul masalah kelangkaan pangan dan merebaknya kasus kesehatan terutama yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk.

Hal ini dilontarkan Prasetyo Sunaryo, Asisten Deputi Urusan Perkembangan Ilmu Hayati, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, kepada Kompas di Jakarta, Jumat (15/6).

Mengutip penjelasan Kepala Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Gadis Sri Haryani dalam Diskusi tentang kondisi air dan angka kematian ibu melahirkan, di Jakarta, beberapa hari lalu, Prasetyo mengatakan bahwa ketersediaan sumber daya air tawar justru tergolong terbatas di wilayah yang padat penduduknya.

Di wilayah selatan Indonesia, yaitu Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, ketersediaan airnya hanya 20 persen dari total air di Indonesia. Sedangkan selebihnya berada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.

Kondisi tersebut tidak sebanding dengan penduduk yang berada di pulau-pulau itu. "Di Jawa, dengan ketersediaan sumber daya air yang relatif sedikit itu, penduduknya justru mencapai sebagian besar total penduduk Indonesia," ujar Prasetyo yang juga peneliti teknologi lingkungan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Ketidakseimbangan itu menyebabkan munculnya berbagai masalah, antara lain kelangkaan air bersih, keterbatasan sumber pangan, masalah kesehatan, hingga tingkat kematian ibu dan anak yang tinggi.

Mengatasi problem ini, ia menyarankan agar segera dicanangkan program hemat air dalam kehidupan masyarakat. Pertanian, terutama untuk sawah, hendaknya menggunakan jenis padi yang tahan kondisi sedikit air. Industri pun dipilih yang tidak memerlukan banyak air. (YUN)



Post Date : 16 Juni 2007