Pembangkit Metana Ditargetkan Tahun 2010

Sumber:Kompas - 23 Februari 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

YOGYAKARTA, KOMPAS - Instalasi penangkap gas metana untuk pembangkit listrik di TPA Piyungan ditargetkan terealisasi 2010. Sekretariat Bersama Yogyakarta, Sleman, dan Bantul atau Sekber Kartamantul bekerja sama dengan investor Jepang, Shimizu, berusaha mewujudkannya.

"Jika tak membangun, Shimizu akan kena sanksi. Artinya, Shimizu pasti segera membangun, setidaknya Juni mendatang," kata Office Manager Sekber Kartamantul Ferry Anggoro Suryokusumo di Yogyakarta, Senin (22/2).

Tidak disebutkan total nilai investasi Shimizu dan rencana pembagian pendapatan kedua pihak.

Menurut Ferry, Shimizu memperoleh lampu hijau membangun instalasi di TPA Piyungan awal 2010. Dua belas bulan mendatang, instalasi harus sudah dibangun sekaligus beroperasi.

Gas metana tergolong salah satu gas berbahaya yang dihasilkan dari pembusukan sampah. Daya rusak gas metana sekitar 21 kali lipat daripada karbon dioksida, yang merupakan salah satu unsur pembentuk gas rumah kaca penyebab pemanasan global.

Bila terhirup, metana mengganggu kesehatan. Di atmosfer, metana menipiskan lapisan ozon.

Berdasarkan perhitungan Shimizu, potensi gas metana yang bisa ditangkap hingga 2012 mencapai 4.219 ton. Pada tahun 2019 atau 2021 mendatang diperkirakan 512.310 ton. Tenaga listrik dapat menghasilkan 1-2 megawatt.

Namun, seperti dikatakan Ferry, pihak Shimizu sedang menjajaki setahun sebelum memutuskan memanfaatkan gas metana sebagai pembangkit tenaga listrik.

Enam hektar

Dari 10 hektar luas TPA Piyungan, menurut rencana, yang akan dikelola Shimizu hanya 6 hektar. Sisanya, para pemulung masih dapat beraktivitas di sana.

Sejauh ini belum ada upaya nyata mengurangi volume sampah yang sudah menggunung di TPA Piyungan. Selain pemulung, gunungan sampah setinggi sekitar 20 meter itu menjadi "rumah" ribuan sapi, ratusan kambing, dan sekitar 400 pemulung. Komunitas itu berkerumun dari pagi hingga sore di sana.

Salah satu antisipasi penuhnya TPA adalah perluasan lahan menjadi sekitar 18 hektar. (PRA)



Post Date : 23 Februari 2010