|
SUMBER, (PR).- Krisis air bersih yang melanda ribuan masyarakat di wilayah timur Kab. Cirebon diduga karena adanya pembagian air secara tidak adil alias timpang. Persediaan air diduga lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pengairan areal perkebunan bawang merah dan pabrik gula, sedangkan untuk air minum justru sangat minim. Sebuah sumber di Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) setempat, Kamis (17/7), mengungkapkan adanya ketimpangan pembagian air tersebut. Di wilayah timur Kab. Cirebon, air dari Waduk Darma yang dialirkan melalui Sungai Cisanggarung ditampung di Bendung Cikesik. Dari bendung tersebut, air dibagikan ke dua arah, yakni ke timur ke Losari, termasuk ke intake PDAM di Tawangsari. Kemudian ke sebelah utara, yaitu ke arah Kec. Babakan atau ke Cidaho. Debit air yang dialirkan ke intake Tawangsari, ternyata hanya sebesar 200 liter/detik. Padahal, kebutuhan untuk bisa mengoperasikan intake minimal sebesar 500 liter/detik. Hal itu berbeda jauh dengan air yang dialirkan ke Cidaho, yaitu mencapai 1.200 liter/detik lebih. Air tersebut selama ini digunakan untuk mengairi areal perkebunan bawang merah dan Pabrik Gula (PB) Tersana Baru di Kec. Babakan. "Air ternyata lebih diprioritaskan ke Cidaho karena di wilayah itu ada areal kebun bawang merah dan PG. Padahal, kebutuhan PG itu tidak lebih dari 200 liter/detik. Diduga inilah yang dimaksud ada komersialisasi air," ujar sumber yang enggan disebut jati dirinya. Sementara itu, Kepala Dinas PSDA Kab. Cirebon, Ir. Tarjono saat akan dikonfirmasi perihal dugaan komersialisasi air tersebut, tidak ada di ruang kerjanya. Sementara Kepala Hubungan Pelanggan (Kahuplang) PDAM Cirebon, Ade Kusnindar, S.H,, saat dihubungi membenarkan hal itu. "Saya memperoleh fakta begitu saat meninjau ke lapangan. Dari Bendung Cikesik, aliran air ke Tawangsari lebih sedikit dibandingkan ke Cidaho," katanya. Ade meminta agar pembagian air dipantau dan diawasi. Hal itu untuk menghindari ketimpangan dalam pembagian air. "Sekarang ini semuanya sama-sama membutuhkan air. Karena kemarau, kita juga sadar kalau air terbatas. Hanya yang terbatas itu jangan dicederai dengan pembagian yang timpang. Justru pada saat seperti sekarang, pembagian harus adil," katanya. (A-93) Post Date : 18 Juli 2008 |