|
Bantul, Kompas - Semakin mahalnya harga minyak tanah setelah program konversi gas digulirkan membuat peluang usaha briket sampah makin terbuka lebar. Masyarakat seharusnya bisa menangkap peluang tersebut mengingat ketersediaan bahan baku sangat memadai. Hal itu diungkapkan Basriyanta, dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam pelatihan pengolahan sampah menjadi briket, di Balai Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul, Selasa (18/11). Saat inilah waktu yang tepat mengembangkan usaha briket sampah karena peluangnya besar, ucapnya. Menurut Basriyanta, ditariknya minyak tanah bersubsidi membuat sebagian masyarakat akan beralih ke bahan bakar alternatif yang lebih murah. Salah satunya adalah briket sampah. Di daerah pedesaan, potensi sampah organik tergolong besar. Selama ini sampah organik hanya dibuang begitu saja. Padahal, sampah-sampah itu bisa diolah menjadi barang komersial, tutur Basriyanta. Tidak besar Untuk membangun usaha pembuatan briket sampah, lanjut Basriyanta, masyarakat bisa membuat kelompok usaha. Lewat kelompok dana yang dikeluarkan untuk modal akan lebih ringan. Modalnya tidak terlalu besar karena bisa menggunakan peralatan- peralatan sederhana, seperti drum dan pipa untuk alat pengepresan, ucap Basriyanta. Muryanto, pembicara lainnya, mengatakan proses pembuatan briket sampah diawali dari pembakaran sampah hingga menjadi arang. Selanjutnya, arang digiling lalu dicampur dengan perekat dan dicetak. Agar tampilan menarik, briket-briket tersebut dikemas dalam plastik yang sudah diberi label. Cetakannya bisa bermacam-macam, tergantung selera, seperti kubus, silinder, atau persegi panjang. Harga jualnya berkisar Rp 2.000-Rp 2.500 per kilogram, kata Muryanto. Menurut Lurah Desa Gilang-harjo Aan Sumarna, latar belakang kegiatan pelatihan sampah karena banyaknya sampah organik yang menumpuk di sekitar persawahan. Bila panen tiba, petani hanya membuat sampah- sampah, seperti merang dan tongkol jagung, di pinggir jalan. Sebagian memang memanfaatkannya untuk pakan ternak, tetapi yang terbuang tetap saja banyak. Bila warga tertarik mengembangkan usaha briket sampah, kami akan membantu mencarikan modal, ujar Aan. (ENY) Post Date : 19 November 2008 |