|
[JAKARTA] Hingga Januari mendatang intensitas hujan masih kecil, namun peluang banjir di sejumlah daerah masih sangat besar. Ini dikarenakan kondisi lingkungan yang sudah kritis, sehingga tidak bisa menampung curah hujan yang besar pada satu waktu. "Hujannya memang masih kecil tetapi setiap hari akan terus hujan. Di Jakarta kondisinya akan seperti itu, sekarang tinggal bagaimana kondisi lingkungannya," kata Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Ahmad Zakir, Selasa (5/12), di Jakarta. Dia menyebutkan, setiap hari rata-rata hujan di Jakarta masih berkisar 10-15 milimeter, tetapi diperkirakan hujan akan terus terjadi setiap hari hingga Januari mendatang. Menurut dia, BMG tidak bisa memprediksikan apakah akan terjadi banjir atau tidak. Prediksi hanya dilakukan untuk cuaca dan tingkat curah hujan. Jadi, dia mengingatkan, meski curah hujan masih kecil tidak serta merta kewaspadaan banjir diturunkan. Sementara itu, pengamatan di kawasan Puncak, dalam beberapa hari ini senantiasa mendung dan hujan. Tapi, curah hujan di kawasan tersebut masih dalam batas normal. Ini tampak dari ketinggian air Sungai Ciliwung di Posko Pengendali Banjir Katulampa Bogor, Jawa Barat. Ketinggian permukaan air di sana, pada Selasa masih relatif normal. Berdasarkan data di posko tersebut, tinggi air mencapai 20 centimeter, yang diukur dari papan mercu. Debit air pada pagi ini lebih kurang lima meter kubik. Hal ini dianggap relatif aman untuk arus permukaan air Sungai Ciliwung yang hilirnya berada di Jakarta. Menurut Andi, petugas di Katulampa, kondisi normal tinggi permukaan air di musim penghujan yaitu 30 hingga 80 centimeter. Sedangkan tahap waspada ketinggian dari 80 naik 100 centimeter, 100 - 170 centimeter masuk status Siaga IV. Status siaga III, ketinggiannya antara 170 - 240 centimeter. Siaga II berkisar 240 - 300 centimeter dan Siaga I di atas 300 centimeter. Khawatir Secara terpisah warga di kawasan Kelapa Gading dan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara mengkhawatirkan terjadi banjir bandang saat musim penghujan. Kekhawatiran itu semakin menjadi manakala Proyek Pelurusan Kali Kepu/Warung Jengkol terhenti pembangunannya. Terhentinya proyek tersebut, menurut warga setempat Bahari Gozali, Selasa (5/12) pagi kepada Pembaruan di Jakarta, membuat banyak kawasan di dua kelurahan itu selalu kebanjiran setiap kali hujan. Di sana masih ada 1.400 hektare kawasan rawan banjir. Wilayah di RW 1, 2 dan 5 Kelurahan Pegangsaan Dua merupakan kawasan paling parah di saat banjir. Ketinggian air setiap kali hujan diperkirakan bisa mencapai 1 meter. Sedangkan di RW 16, juga mudah tergenang tapi hanya setinggi 50 centimeter. Dia menyayangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara tidak segera menyelesaikan proyek yang diharapkan bisa mengatasi banjir di sana. Proyek pelurusan Kali Kepu itu, tuturnya, sebenarnya adalah usulan warga dua tahun lalu. Panjang kali yang harus digarap sekitar satu kilometer. Namun pengerjaannya hingga kini baru separuhnya, sedangkan sisanya sudah lama ter-henti.[126/W-5/K-11] Post Date : 05 Desember 2006 |