|
BULUKUMBA -- Ternyata, pelayanan air bersih di Bulukumba masih menjadi persoalan. Warga sebagai pelanggan dan konsumen, sering mengeluhkan air ledeng (air bersih dan sehat, red) yang tidak mengalir dan air sering keruh sehingga tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Kondisi ini paling dirasakan warga yang umumnya bermukim di wilayah Bulukumba bagian Selatan, seperti di Kelurahah Kasimpureng. Hal yang sama juga dirasakan warga pelanggan yang ada di Elaela yang bermukim di dekat laut, mereka nyaris tidak terlayani kebutuhan air tawar dan bersih kurun waktu beberapa tahun. Namun, PDAM, dalam hal ini sebagai instasi berwenang penyedia air bersih dan sehat di Bulukumba, hanya tinggal diam dan seolah-olah tutup mata. Dikabarkan, sekitar 3.558 pelanggan PDAM di dalam kota yang tidak pernah mendapatkan pelayanan perusahaan daerah ini secara maksimal, sudah berulangkali mengajukan keluhannya ke instansi tersebut. Pun sampai saat ini, tindak lanjutnya belum ada. Sementara dilain pihak, mereka tetap dipaksa membayar iuran PDAM per bulannya, sedangkan pelayanan air bersih nyaris tidak dirasakan. Hal ini diakui Herman, Jumat, 22 April, warga Kasimpureng. Sebagai pelanggan, dia merasa dirugikan. "Jelas, selaku pelanggan kami dirugikan. Tiap bulan kami membayar pemakaian air yang sudah dinaikkan, namun pelayanan yang didapatkan nyaris tidak ada sama sekali. Kita hanya bayar angin, bukan air," katanya dengan nada protes. Ibu Rosna, juga mengakui kondisi tersebut. Warga Elaela ini, terpaksa menggunakan mesin air untuk membantunya mendapatkan air bersih. Hanya saja air yang diperolehnya keruh dan sedikit berbau. Amiruddin, warga Jl Mapijalan, juga sering mengeluh karena pembayaran airnya sering tinggi. Padahal, katanya air yang diperoleh keruh. Itu pun dengan dibantu mesin pompa, air belum langsung mengalir, melainkan hanya angin. "Saat dibuka kran air, ledeng tidak jalan sama sekali. Harus dibantu pakai mesin. Tapi yang keluar bukan air melainkan angin. Padahal, meteran terus berputar. Baru beberapa saat airnya keluar, itu pu keruh," ungkap Amir. Keluhan pelanggan di kantor PDAM Bulukumba, terus mengalir, sementara pihak PDAM yang diminta menyikapi persolaan "publik" itu, masih saja tertidur. Dengan kondisi ini pun, warga yang sebagian besar pelanggan yang dirugikan, utamanya yang berada di kawasan Elaela, Kasimpureng serta lokasi lainnya di Bulukumba, mengancam menolak membayar iuran PDAM. Mereka pun menuntut agar bupati turun tangan menyikapi persoalan rakyatnya. Husain, Staf Umum dan Pembantu Distribusi PDAM Bulukumba yang sempat dikonfirmasi, tidak memungkiri keluhan pelanggan tersebut. Dia pun mengakui, kalau ternyata fungsi dan tugasnya yang bersentuhan langsung dengan pelayanan pelanggan itu, tidak mampu berbuat banyak. "Saat ada keluhan pelanggan, kita tidak bisa bertindak. Persoalannya, bahan dan peralatan tidak ada yang tersedia. Sementara dana tidak pernah dikucurkan dari pimpinan," keluh Husain yang pun mengakui kalau beberapa pihaknya yang bagian lapangan, seperti pencacat rekening dan retribusi, sering diintimidasi warga. Bahkan tidak jarang mereka mendapat ancaman kalau saja terus memungut bayaran sementara air tidak terlayani dengan baik. Post Date : 25 April 2005 |