|
SIGLI - Pelayanan PDAM Tirta Mon Krueng Baro Kabupaten Pidie, dinilai sungguh mengecewakan para pelanggan, menyusul tidak normalnya suplai air bersih. Ironisnya, penyakit menahun PDAM tersebut terkesan tidak memperoleh tanggapan serius dari pihak Pemkab. Sejumlah warga Kota Sigli kepada Serambi, Senin (12/9) secara terbuka mengeluhkan kinerja dari PDAM akhir-akhir ini. Karena, suplai air bersih ke rumah mereka terkesan seperti macet total. Hampir sebulan terakhir ini, kami warga Keuramat Luar tak pernah memperoleh air bersih, ungkap Rahman. Keluhan terhadap buruknya kinerja PDAM tidak hanya sebatas dirasakan oleh masyarakat Keuramat Luar saja. Di mana, penduduk Kelurahan Blang Paseh, Pante Teungoh, Lampoh Krueng, Kuala Pidie, Keramat Dalam, Blok Bengkel dan Perumnas Rawa, juga mengalaminya halnya yang sama. Menurut warga Lampaseh, Usman Affan, seharusnya Pemkab perlu menanggapi persoalan kebutuhan serta lancarnya suplai air bersih kepada masyarakat. Hanya saja, keluhan warga mengenai masalah ini terkesan tidak pernah mau ditanggapi. Terlebih, para pejabat mampu membeli air dari mobil tangki dibandingkan warga. Persoalan pelayanan PDAM, nilai Usman, sangat aneh. Pasalnya, untuk kebutuhan para pelanggan di rumah-rumah terkesan lumpuh total. Di sisi lain, mobil tanki perusahaan daerah secara leluasa menjual air ke rumah pejabat, dan orang berduit selalu ada. Mobil tanki setiap hari hilir-mudik menjual air antara Rp 30.000-35.000. Sedangkan ketika giliran untuk kebutuhan warga, pihak PDAM tutup mata. Praktis, PDAM hanya pintar dagang air, kecam Aisyah, seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Pantee Teungoh. Sebagaimana diketahui, persoalan air bersih terkesan seperti penyakit kronis di tubuh Pemkab yang sudah menahun. Hanya saja, meski telah berulangkali mendapat sorotan tajam, dan kritikan pedas baik dari berbagai kalangan anggota dewan, LSM, dan warga, Pemkab Pidie tetap tak mau menanggapinya secara serius. Kalaupun pihak PDAM menyuplai air ke rumah para warga, sepertinya sudah menjadi tradisi itu hanya dilakukan pada awal bulan. Adalah ketika petugas mengutip iuran, itu pun hanya sebatas sehari atau tiga air lancar didistribusikan. Setelah itu, warga harus siap-siap untuk mencaria air dari sumur tetangga. Menyangkut buruknya pelayanan PDAM Tirta Mon Krueng Baro, Koordinator LSM Yapmalsoep, Asnawi Ali kembali mendesak Pemkab untuk segera melakukan swastanisasi. (ran) Post Date : 13 September 2005 |