|
CIREBON, KOMPAS - Lebih dari 4.000 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cirebon tidak mendapatkan pasokan air bersih dalam tiga bulan terakhir. Tiga mesin pengolah air minum di kabupaten itu tidak beroperasi karena kekurangan air baku sejak musim kemarau. Direktur PDAM Kabupaten Cirebon Nasija Warnadi, Selasa (11/9), mengatakan, 28.900 sambungan langganan tidak bisa dialiri air sejak Juli 2012. Mereka tersebar di tiga wilayah pengolahan air minum, yakni Kapetakan, Losari, dan Ciwaringin. ”Sumber-sumber air baku mengering,” kata Nasija. Menurut catatan PDAM, debit air di ketiga wilayah itu masing-masing 100 liter per detik untuk wilayah Kapetakan, 70 liter per detik untuk Losari, dan 120 liter per detik untuk Ciwaringin. Dengan tiga mesin pengolah air yang tidak beroperasi, PDAM Kabupaten Cirebon kehilangan debit air sampai 190 liter per detik. Pada kondisi normal, debit air yang dipasok PDAM Kabupaten Cirebon mencapai 450 liter per detik. ”Untuk sementara diatasi dengan pembagian air bersih melalui tangki-tangki. Ada 9 mobil tangki yang berkeliling membagikan air, serta 8 hidran yang dipasang di titik-titik paling rawan,” kata Nasija. Kepala Balai Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi Effendi mengatakan, musim kemarau di wilayah itu diperkirakan baru berakhir pada akhir Oktober atau awal November. 11 kabupaten Krisis air bersih yang parah juga terjadi di 11 kabupaten yang masuk wilayah Badan Koordinasi Wilayah I Pati, Jawa Tengah. Sejak Juli hingga awal September, tercatat 835 desa di 11 kabupaten itu bergantung pada pasokan air bersih pemerintah dan perusahaan-perusahaan setempat. Kepala Badan Koordinasi Wilayah I Pati Ignatius Indra Surya, Selasa, di Kudus, mengatakan, kabupaten-kabupaten yang telah dibantu pasokan air dari Badan Koordinasi Wilayah I Pati adalah Rembang, Blora, Pati, Grobogan, dan Semarang. Daerah yang terparah adalah Kabupaten Rembang, Blora, Grobogan, dan Pati. (HEN/REK) Post Date : 12 September 2012 |