|
GARUT -- Ribuan pelanggan air bersih PDAM di kawasan Karangpawitan, sejak dua bulan terakhir, terpaksa harus mencari alternatif lain. Hal itu dilakukan karena air bersih tidak lagi mengalir ke rumah mereka seperti biasanya. Akibat ketiadaan air, ratusan kepala keluarga (KK) yang menjadi pelanggan PDAM, terpaksa harus mendapatkan air dengan cara meminta kepada warga yang rumahnya memiliki sumur. Selain itu, menurut Riska (23 tahun), warga Karangpawitan, akibat ketiadaan air, seringkali dirinya harus menumpang mandi di rumah temannya di luar Karangpawitan. ''Itu saya lakukan karena memang air di rumah tidak ada sama sekali,'' ujarnya, Senin (13/11). Kepala Hubungan Pelanggan PDAM Kab Garut, Hanan, membenarkan ketiadaan air yang terjadi di Karangpawitan. Menurut dia, terhentinya aliran air ke sejumlah pelanggan, bukan karena habisnya produksi air di sumber air. Penghentian itu, sambung Hanan, disebabkan masalah teknis yang mengakibatkan mesin pemompa air rusak. ''Kondisi ini mengakibatkan air tidak bisa dialirkan,'' ungkapnya. Menurut Hanan, di kawasan Karangpawitan memang tidak ada sumber air bersih lainnya. Karena kondisi itu, sekitar seribu pelanggan terpaksa tidak mendapatkan pasokan air. Hanan menjelaskan, rusaknya panel mesin, karena pada waktu-waktu tertentu seringkali terjadi pemadaman aliran listrik. Kondisi itu, ungkap dia, menyebabkan muatan kabel dan listrik yang ada di dalam mesin, mengalami kerusakan. ''Itu tidak bisa dihindari, karena kaitannya kan dengan PLN,'' katanya menegaskan. Dikatakan Hanan, pelanggan yang sempat tidak mendapat aliran air itu, tersebar dari kawasan Asem hingga Nagrog, Karangpawitan. ''Namun alhamdulillah, sekarang mesin pompa sudah selesai diperbaiki, dan kami akan segera mengupayakan untuk mengalirkan air ke pelanggan secepatnya,'' ujarnya. Dia berharap, dalam dua bulan ke depan, para pelanggan yang dihentikan layanannya itu bisa kembali menerima pasokan air.(mus ) Post Date : 14 November 2006 |