Pelanggan PDAM Kecewa

Sumber:Pikiran Rakyat - 02 April 2007
Kategori:Air Minum
KUNINGAN, (PR).-Sejumlah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kab. Kuningan merasa kecewa setelah diberlakukannya aturan baru dari perusahaan tersebut yang memberikan sanksi penutupan pasokan air tanpa pemberitahuan bagi mereka yang menunggak selama tiga bulan berturut-turut. Sementara itu, pasokan air kepada konsumen, terutama di Kuningan kota sering kali tersendat akibat jaringan pipa yang sudah tua.

Sesuai informasi yang dihimpun, Minggu (1/4), sejak diberlakukannya aturan pemberian sanksi berupa pemutusan pasokan air bagi yang menunggak tiga bulan, di samping banyak pelanggan yang semakin disiplin saat membayar retribusi air PDAM, juga ada di antaranya yang merasa kecewa atas pemberian sanksi tersebut.

"Sanksi tersebut jelas memberatkan, apalagi pemutusannya tanpa pemberitahuan. Kalau orang kan adakalanya tidak punya uang, apalagi kami yang tergolong 'orang kecil'," kata Ade, salah seorang warga Purwawinangun.

Menanggapi keluhan tersebut, Kabag Hublang PDAM Kab. Kuningan, Suarna mengakui, sejak beberapa bulan lalu telah memberlakukan aturan tersebut. Bagi mereka yang menunggak selama dua bulan ke atas, harus membayar retribusi tersebut di kantor PDAM. Sedangkan bagi yang menunggak selama tiga bulan berturut-turut instalasi air PDAM ke pelanggan ditutup tanpa pemberitahuan. "Itu semata-mata untuk mendisiplinkan mereka," kata Suarna.

Diakui Suarna, hingga saat ini PDAM Kab. Kuningan, masih berorientasi sosial, belum profit, meskipun biaya operasionalnya tergolong tinggi. Ia mencontohkan, untuk di Waduk Darma saja biaya listriknya mencapai Rp 30 juta setiap bulan, agar PDAM tetap bisa memasok air kepada para pelanggan. "Karena selama ini listrik PLN yang kita manfaatkan di sana dimasukkan dalam kategori industri, padahal, kita orientasinya sosial," kata Suarna.

Menyinggung pipa tua yang masih dimanfaatkan untuk menyalurkan air hingga membuat pasokan sering tersendat di beberapa titik, Suarna menyatakan pipa yang usianya sudah mencapai 28 tahun lebih tersebut sudah saatnya diganti. Namun, karena ketidakberdayaan dana pipa tersebut belum juga diganti.

Dikatakan, saat ini banyak pipa tua yang masih dipergunakan. Pipa tersebut telah ditanam atau digunakan sejak tahun 1979, tetapi, sampai sekarang belum pernah diganti. "Sebenarnya sudah saatnya diganti dengan pipa yang lebih bagus dan biasa digunakan saat ini, terutama pada pipa transmisi yang dominan untuk kehilangan air. Demikian pula pipa tersier yang terbuat dari galvanis iron (besi). Untuk penggantian pipa tersebut memerlukan biaya yang sangat besar," katanya.

Mengupayakan

Disebutkan, penggantian pipa tua memerlukan biaya sangat besar, karena di samping harus menyediakan dana untuk pembelian pipa tersebut, juga biaya pembongkaran dan pemasangan kembali akan lebih tinggi. Hal itu karena telah banyak pipa yang posisinya saat ini berada di bawah badan jalan maupun trotoar.

Hingga saat ini, PDAM belum memiliki anggaran untuk penggantian pipa-pipa tua tersebut. Namun, PDAM terus mengupayakannya dengan mengusulkan lewat APBD tingkat II, APBD tingkat I maupun ke pusat. Di samping itu, secara bertahap, akan terus mengusahakan secara swadaya. Mengingat belum adanya kemampuan untuk menggantikan pipa tua, upaya untuk meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas pasokan air, terutama di Kuningan kota terus diupayakan semaksimal mungkin. (A-146)



Post Date : 02 April 2007