Pelanggan Air Terserang Penyakit

Sumber:Koran Sindo - 12 Mei 2010
Kategori:Air Minum

JAKARTA(SI) – Krisis air yang terjadi selama sepekan lalu ternyata masih menyisakan masalah.Pasokan air yang mulai mengalir justru menyebabkan pelanggan terserang penyakit.

Seperti yang dialami warga Jalan Swasembada Barat dan Swasembada Timur,Kelurahan Kebon Bawang Jakarta Utara. Puluhan warga yang bermukim di belakang Kantor Wali Kota Jakarta Utara itu terserang penyakit kulit, yakni keluar bintik-bintik merah. Rima, warga Jalan Swasembada Timur menuturkan, kondisi air yang mengalir pascamampet beberapa waktu lalu masih buruk. Menurut dia, air yang mengalir berwarna kecokelatan.

”Kulit saya kena gatal-gatal setelah menggunakan air butek.Kulit juga mengelupas ,” ujar Rima kepada Seputar Indonesia,kemarin. Selain kondisi air yang masih buruk, pasokannya belum ada peningkatan signifikan. Bahkan, sejak Senin (10/5) malam bak mandi baru terisi setengah. Padahal kran air tidak dimatikan sama sekali. ”Pasokannya masih kecil. Semalaman saya mengisi bak mandi masih terisi separuh,”keluhnya.

Selama krisis air beberapa waktu lalu, Rima terpaksa menggunakan air isi ulang untuk kebutuhan mandi maupun mencuci.Sebab,dia tidak kebagian suplai air tangki dari operator.Dalam kondisi normal,air baru mengalir pada malam hari.Itu pun warga harus menggunakan penampung agar bisa menggunakan air secara maksimal. Untuk menyedot air dari tandon, warga harus menggunakan pompa air.

”Berarti harus menggunakan listrik yang butuh biaya lagi,”tandasnya. Keluhan serupa disampaikan Muhammad Ali,warga Jalan Swasembada Barat,Kelurahan Kebon Bawang,Jakarta Utara.Bapak satu anak ini menuturkan, setelah menggunakan air yang berwarna kecokelatan, kulit putrinya keluar bintik-bintik merah. ”Anak saya terserang penyakit kulit,selain gatal juga keluar bintik-bintik merah,” ungkapnya.

Pihaknya juga mengeluhkan suplai air yang belum normal. Ali berharap persoalan ini segera diselesaikan karena pelanggan sangat dirugikan. Secara terpisah,Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta Sjahril Japarin menegaskan, air yang diproduksi sudah layak konsumsi.Menurut dia, air baku diolah di Instalasi Pengolahan Air (IPA) sesuai standar kelayakan. Saat air diproduksi di IPA,seluruh kuman dimusnahkan.

Mengenai kualitas air yang diterima pelanggan, Sjahril tidak menjamin bisa layak konsumsi seperti ketika diproduksi. Sebab, kualitas air yang tiba ke pelanggan bergantung dari kondisi pipa. ”Banyak pipa yang sudah dipasang sejak bertahun-tahun sebelum kami masuk.Pipa yang sudah terpasang sejak lama juga berpengaruh terhadap kualitas air,”bebernya.

Dia menjelaskan, saat distribusi air bersih untuk wilayah Jakarta bagian Timur dan Utara diambil alih PT Aetra Air Jakarta, panjang pipa yang sudah terpasang sepanjang 4.400 kilometer. Saat ini,panjang pipa yang dikelola PT Aetra Air Jakarta sepanjang 5.761 kilometer. Artinya, ada penambahan pipa sepanjang 1.300 kilometer. ”Kalau mau terjamin hingga pelanggan,maka pipa-pipa yang sudah lama harus juga diganti,” paparnya. (ahmad baidowi)



Post Date : 12 Mei 2010