|
PEKANBARU (Suara Karya): Sejumlah kota-kota di Sumatera, Minggu (8/1) kemarin dilanda banjir, menyusul hujan deras sejak Sabtu (7/1) malam. Di kota Pekanbaru dan Palembang, misalnya, ratusan rumah penduduk dan perkantoran tergenang air hingga setinggi lutut orang dewasa. Hal ini mengakibatkan aktivitas penduduk tidak berjalan normal seperti biasa. Di Pekanbaru, sebagaimana dilaporkan Antara, banjir terjadi di pusat kota hingga di daerah pinggiran. Di Jalan Jenderal Sudirman, misalnya, di depan RS Awal Dros ketinggian air telah mencapai 30 cm. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak kendaraan kendaraan yang memaksa melintas akhirnya mogok. Begitu pula di Jalan Kasa, air yang meluber masuk ke rumah-rumah penduduk. Hal yang sama juga terjadi di Kelurahan Pesisir Kecamatan Rumbai (Riau). Sejumlah kawasan di kecamatan yang berada di sepanjang aliran Sungai Siak ini sudah mulai diluapi air hujan. Kawasan ini merupakan daerah yang paling rawan banjir, karena di sepanjang Sungai Siak ini merupakan daerah rawa. Itulah sebabnya sebagian penduduk yang tinggal di daerah itu memilih membangun rumah panggung. Kondisi tak jauh berbeda juga terlihat di sebagian rumah yang menghadap ke Jalan Yos Sudarso. Air sudah menggenang setinggi 20 cm dari lantai rumah. Terlihat penduduk mulai mengemasi barang-barangnya dan bersiap-siap jika genangan air makin tinggi. Meski begitu mereka mengaku tak dapat berbuat apa-apa kecuali mengharap hujan segera berhenti. Sementara di Palembang, Sumsel, ratusan rumah penduduk di sepanjang Sungai Bendung, kawasan Sekip, Palembang, juga dilanda banjir. Hujan deras sejak Sabtu malam membuat Sungai Bendung yang melintasi permukiman penduduk padat di daerah Sekip Tengah, Kelurahan 18 Ilir, Palembang meluap sehingga menggenangi rumah-rumah penduduk. Air masuk ke rumah-rumah penduduk setinggi lutut orang dewasa. Banjir juga menyerang kawasan Pagaralam, Rajawali, 15 Ilir, Sungai Bayas hingga Gersik dan komplek pertokoan Palembang Trade Center, di kawasan Jalan Basuki Rachmat, Kenten. Walikota Palembang Eddy Santana Putra, mengatakan banjir di wilayahnya terjadi karena Palembang merupakan daerah rawa. Palembang memang biasa mengalami banjir, karena dulu banyak terdapat bekas rawa. Jadi hujan sedikit saja, mudah menimbulkan genangan. "Nanti juga akan surut. Palembang ini daerah rawa, jadi sedikit saja hujan sudah ada genangan, itu bukan banjir," kata Eddy kepada wartawan usai peresmian Hotel Horison, Palembang. Menurut dia, banjir di Palembang dapat diatasi dengan membuat delapan kolam penampungan atau resapan. Selain itu seluruh anak sungai dan drainase diperdalam, sehingga dapat menampung air hujan. Namun, untuk mencapai hasil ideal, hal tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit. (Sadono) Post Date : 09 Januari 2006 |