Pedagang Pasar Keluhkan Sampah

Sumber:Pikiran Rakyat - 05 Mei 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BEKASI, (PR).- Ratusan pedagang Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, mengeluhkan sampah yang terus menumpuk pada sisi timur pasar induk yang tidak segera dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Burangkeng. Padahal, para pedagang selalu membayar retribusi setiap hari.

"Setiap hari kami membayar Rp 8.000 untuk kebersihan, keamanan, dan sewa kios. Belum lagi ada swadaya paguyuban untuk kebersihan sebesar Rp 2.000, tetapi kami belum merasakan adanya perbaikan penanganan sampah," ujar salah seorang perwakilan pedagang, Joko, di Cibitung, Selasa (4/5).

Joko dan beberapa pedagang lainnya mengaku kecewa dengan pelayanan yang diberikan kepada pedagang mengenai sampah. Mereka merasa terganggu dengan sampah-sampah yang tidak terangkut.

"Menimbulkan bau yang tak sedap dan pemandangan jadi kotor. Sehingga banyak pembeli yang enggan membeli dagangan kami. Kami kan sudah memberikan kewajiban setiap hari, sekarang kami minta hak kami," katanya.

Menurut Joko, tumpukan sampah tersebut sangat meresahkan baik bagi pedagang maupun pembeli. Apalagi karena tumpukan sampah yang tidak terangkut beberapa waktu lalu itu, sempat merubuhkan tembok pasar induk. Hal itu secara tidak langsung menyebabkan omzet para pedagang menurun sekitar 10 persen.

Saat ini, kata dia, ada sekitar 760 pedagang di Pasar Induk Cibitung yang mengeluarkan uang retribusi Rp 8.000 dan uang swadaya paguyuban Rp 2.000. Setiap bulannya, unit pasar induk memperoleh Rp 182.400.000 untuk kebersihan, keamanan, dan sewa kios, belum lagi swadaya kebersihan paguyuban pasar induk mencapai Rp 45.600.000. "Tetapi kenyataannya, tumpukan sampah masih menggunung setinggi tiga meter dengan panjang 15 meter," ujarnya.

Berkoordinasi


Sementara itu, Sekjen Paguyuban Pasar Induk Cibitung, Supriyadi menuturkan, tumpukan sampah yang sudah meresahkan pedagang berawal dari sisa sampah yang tidak terbawa ke TPA Burangkeng.

Setiap hari, kata dia, hanya tujuh truk pengangkut sampah yang beroperasi. Sementara sampah pasar induk mencapai tujuh sampai delapan kubik yang dapat diangkut dua belas truk sampah.

Supriyadi justru mengatakan, kesalahan bukan pada petugas kebersihan, melainkan kondisi TPA yang sedang bermasalah. "Kami sudah meminta Dinas Kebersihan untuk segera mengatasi masalah ini, jangan sampai akan banyak kerugian gara-gara sampah yang terus menumpuk," katanya.

Kepala Unit Pasar Induk Cibitung Suryana mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan untuk menyelesaikan permasalahan sampah tersebut.

"Saya akan segera mengatasi masalah sampah ini dengan Dinas Kebersihan, para pedagang diharapkan sedikit bersabar untuk menunggu proses dan pengerjaannya. Mudah-mudahan hal itu juga tidak terulang kembali," ujarnya. (A-186)



Post Date : 05 Mei 2010