|
JAKARTA--MIOL: Para pedagang dan pembeli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, meminta petugas Dinas Kebersihan segera memindahkan sampah yang telah menumpuk di beberapa tempat. Soalnya, selain menimbulkan bau tak sedap juga mengganggu arus lalu-lintas. Haryo, 43, pedagang pengumpul buah-buahan, di pasar tersebut, Jumat (26/5), dini hari mengatakan, setiap saat sampah seperti buah dan sayuran rusak dan busuk dibuang ke tempat penampungan sementara. Tetapi, pemindahan ke tempat penampungan akhir (TPA) tak tentu jadualnya. "Lihat saja, tumpukan sampah melebihi kapasitas penampungan sementara, sehingga meluas ke jalan dan mengganggu arus bongkar-muat di sini," katanya. Padahal, seluruh pedagang baik yang menempati kios-kios maupun yang berpindah, seperti pedagang makanan menggunakan gerobak dorong, dikenakan retribusi sampah. Seorang wanita pedagang rokok dan minuman ringan, yang kiosnya dekat dengan tempat penampungan sampah sementara mengatakan, sampah tersebut menimbulkan bau tak sedap karena pembusukan buah dan sayur. "Dengan pembuangan ke TPA tak teratur, kalau hujan, selain becek, bau busuk itu semakin keras dan lalatnya tambah banyak," kata wanita yang berdagang di sana sejak bangunan pasar itu berdiri sekitar satu tahun lima bulan lalu yang juga dikutip uang kebersihan. Darsin, 49, pedagang makanan menggunakan gerobak dorong, mengaku setiap hari harus membayar uang kebersihan Rp1.000 per hari. Saat kios baru dibuka, untuk beberapa bulan kondisinya bersih, tetapi sekarang sampah kian menggunung. "Kalau siang, saya agak ragu berjualan di areal sini, karena baunya menyengat dan lalatnya banyak sehingga sulit menarik pembeli," kata pria yang berdagang sejak delapan tahun lalu, saat pasar tersebut belum direnovasi. Ainah, yang setiap hari membeli sayuran untuk dijual lagi mengaku terganggu dengan tumpukan sampah tersebut, apalagi kendaraan untuk mengangkut belanjaannya agak sulit parkir, bahkan sering antre menunggu kendaraan lain selesai bongkar-muat. "Semestinya sampah-sampah itu segera dipindahkan. Karena sangat mengganggu kelancaran lalu-lintas," harap dia. Sedikitnya ada empat lokasi penumpukan sampah, namun yang permanen atau memang disediakan untuk penampungan sampah hanya satu. Tumpukan lain di areal parkir, serta lainnya di tepi jalan yang sedang diperbaiki sehingga menimbulkan bau tidak sedap lantaran terendam air. Sedangkan satu tumpukan sampah berada di bak truk sampah yang sewaktu-waktu tinggal ditarik. Namun, para pembuang sampah enggan memasukkan ke dalamnya sehingga terlihat sampah menumpuk di sisi kanan-kiri penampungan sementara tersebut. (Ant/OL-02). Post Date : 26 Mei 2006 |