Pedagang Berkomitmen, Pemerintah Harus Memfasilitasi

Sumber:Kompas - 26 Februari 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Yogyakarta, Kompas - Pengusaha dan pedagang di kawasan Malioboro, yang tergabung dalam sejumlah paguyuban, menyatakan komitmennya untuk menjaga kebersihan. Namun, komitmen semacam itu akan sulit berjalan tanpa dukungan serius dari pemerintah.

Para pedagang makanan merasa paling menjadi tertuduh ketika kebersihan Malioboro mendapat sorotan. Dihubungi Rabu (25/2), Ketua Paguyuban Handayani yang mewadahi pedagang bakso, soto, mi, dan es, Sogi Wartono (52) mengakui sampah basah dari pedagang menimbulkan pemandangan dan bau tidak sedap. "Pedagang sukses itu, kan, karena Malioboro. Sekarang diajak bersih saja, kok, susah," tuturnya.

Sogi sadar betul akan pengaruh kebersihan Malioboro terhadap tingkat kunjungan wisatawan. Untuk itu, ia dan sekitar 60 anggota Paguyuban Handayani sepakat mulai memasukkan sampah ke dalam plastik dan menaruhnya di lokasi yang tidak mengganggu pengunjung, hingga truk sampah datang mengambil plastik tersebut.

Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM) Prasetyo Sukidi (37) menambahkan, pemandangan tidak sedap akibat sampah makanan yang diletakkan di trotoar bisa dikurangi dengan memasang tempat sampah tertutup.

Selain dua paguyuban tersebut, Paguyuban Tri Dharma yang mewadahi sekitar 850 pedagang kaki lima sudah lebih dulu membangun sistem kebersihan. Dari iuran anggota Rp 600 per hari, paguyuban bisa membayar empat tukang untuk menyapu trotoar yang ditinggalkan pedagang setiap malam. "Mampunya mbayar empat tukang. Idealnya, ya jumlah tukang seimbang dengan jumlah yang membuang sampah," tutur Rudiarto dari Paguyuban Tri Dharma. Fasilitas

Rudiarto mengatakan komitmen pedagang menjaga kebersihan sudah ada. Namun, pemerintah dan pakar lingkungan harus mendukung komitmen tersebut dengan menyediakan fasilitas, misalnya berupa sarana air bersih yang langsung terhubung dengan saluran limbah.

Ketua Paguyuban Pengusaha Malioboro Suryadi Suryadinata mengatakan truk pengangkut sampah sebaiknya juga datang sebelum toko- toko tutup. Dengan begitu, sampah dari toko tidak akan terlalu lama berada di pinggir jalan.

Menurut dia, komitmen pedagang dan fasilitas dari pemerintah memang sangat dibutuhkan untuk menjamin kebersihan Malioboro. Karena itu, ia mengusulkan dibentuknya sebuah otoritas berisi orang-orang Malioboro, yang bertugas menjaga kebersihan di kawasan tersebut.

"Penghuni Malioboro akan lebih tahu bagian mana yang kurang bersih. Adanya otoritas semacam ini justru akan membantu pemerintah menjaga kebersihan dan keamanan Malioboro," ucap Suryadi. (ARA)



Post Date : 26 Februari 2009