PDAM Turunkan Tarif Pasang Baru

Sumber:Suara Merdeka - 24 Maret 2009
Kategori:Air Minum

KUDUS - Mulai 1 April mendatang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kudus akan menurunkan tarif pemasangan baru sambungan rumah (SR) kepada calon pelanggannya. Bila sebelumnya pihaknya mematok Rp 1.155.000, kini ”didiskon” menjadi Rp 800.000 untuk sekali penyambungan.  ”Kami menurunkan keuntungan perusahaan Rp 355.000 untuk setiap pelanggan,” kata Direktur PDAM, Hasan Aoni Aziz, kemarin.

Ditambahkannya, hal tersebut dilakukan untuk menarik minat calon pelanggan. Bila target penambahan calon pelanggan untuk tahun 2008 dipatok 3.000 pelanggan, maka setidaknya PDAM siap melepas ratusan juta rupiah. ”Hanya saja, dengan pertambahan pelanggan kami tentu akan mendapatkan tambahan keuntungan,” paparnya.

Data per Februari 2009, jumlah pelanggan PDAM mencapai 18.162 orang. Menurutnya, dengan mengoptimalkan jaringan yang ada ditambah penambahan sarana yang baru, target tersebut optimistis dapat direalisasikan.

Dicicil Tiga Kali

Selain penurunan tarif pasang baru, pihaknya juga memberikan kemudahan kepada pelanggannya dalam hal pembayaran. Kemudahan dilakukan dengan diperbolehkannya pelanggan untuk membayar di muka biaya pasang baru 50 persen. ”Sisanya, dapat dicicil tiga kali,” ujarnya.

Meskipun demikian, pihaknya mengaku, tidak akan menurunkan kualitas pelayanan. Bahkan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan memperbaiki sarana penunjang seperti sumur produksi berikut meteran pengukurnya. Khusus untuk perbaikan sumur, akan dituntaskan dalam waktu dekat ini agar semuanya dapat dioperasionalkan secara maksimal. ”Kami mempunyai 30 sumur, 28 unit di antaranya siap dioptimalkan,” tandasnya.

Menurutnya, PDAM Kudus termasuk perusahaan daerah yang sehat. Hanya diakuinya, institusi yang dipimpinnya masih belum progresif. Artinya, ke depan masih ada peluang yang dapat diusahakan. ”Kami tidak ingin hanya sekadar tak punya utang saja, tetapi dapat meningkatkan pendapatan pada masa mendatang. Saat ini keuntungan kotor kami per bulan mencapai Rp 900 juta - Rp 1 miliar,” ujarnya. (H8-36)



Post Date : 24 Maret 2009