|
TANGERANG -- Ribuan warga di 17 desa yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Tangerang sudah mendapat bantuan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja. Sejak awal September, jumlah air bersih yang telah dipasok ke berbagai titik kritis mencapai sekitar 878 ribu liter. PDAM telah memasok hampir 219 tanki air bersih ke-17 daerah krisis air. Menurut Direktur Utama PDAM Tirta Kerta Raharja, Utar Sutarya, kecamatan yang mendapat posakan listrik tersebut antara lain Mauk, Kresek, Pasar Kemis, Rajeg, dan Cikupa. ''Kita pasok air berdasarkan permintaan yang diajukan masyarakat yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih,'' ujarnya, kemarin (6/10). Guna membantu masyarakat yang mengalami krisis air bersih, PDAM telah menyiagakan enam unit tanki air dengan kapasitas 5.000 liter. Selain itu, perusahaan air milik Pemkab Tangerang ini tengah mendata daerah yang saat ini mengalami kesulitan air bersih.''Kami terapkan sistem jemput bola untuk mengetahui wilayah mana saja yang membutuhkan pasokan air bersih tersebut,'' paparnya. Ia menambahkan, warga yang mengalami kesulitan air bersih akan dibatu secara cuma-cuma, asalkan membuat permohonan kepada PDAM. Selain itu, papar dia, wilayah yang mengalami kesulitan itu memiliki sarana transportasi jalan yang bisa dilalui tanki. Selain itu, lanjut Utar, warga pun harus memiliki bak penampungan air bersih. Kedua syarat itu tentu saja sangat penting, agar air yang dibawa melalui tanki bisa mencapai daerah krisis air bersih. Musim kemarau yang berlangsung selama dua bulan terakhir ini, melanda puluhan desa di Kabupaten Tangerang. Masyarakat di beberapa desa mengeluh karena kesulitan memperoleh air bersih. Berdasarkan data di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Cisadane Barat Laut, sedikitnya ada 25 desa di lima kecamatan yang tergolong daerah kekeringan. Kekeringan air disebabkan pedangkalan saluran irigasi primer maupun sekunder dan penurunan debit air yang terus berkurang. Terlebih, di beberapa wilayah dekat pantai, masyarakat sudah tak bisa lagi menggunakan air tanah, karena sudah terintrusi air laut. Di Desa Dadap Kecamatan Kosambi, para nelayan terpaksa harus membeli air. Satu jerigen air harganya Rp 500. Menurut Sawaludin Ali, nelayan di desa itu air tanah sudah tidak bisa lagi dipakai karena sudah berasa asin. Untuk mebeli air, warga nelayan terpkasa harus membeli air sekitar Rp 7.500 per hari. Laporan : c07 Post Date : 07 Oktober 2004 |