|
SURAKARTA - Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta, Jawa Tengah, hingga kini baru mampu melayani separuh lebih sedikit dari seluruh kebutuhan air bersih masyarakat, yaitu sekitar 57 persen. "Pasokan kebutuhan air bersih masyarakat yang masih rendah itu disebabkan adanya keterbatasan air baku," kata Direktur Teknik Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta Sudiyanto di Solo kemarin. Ia mengatakan PDAM Kota Surakarta kini mempunyai 57 ribu pelanggan yang mendapat pasokan air bersih dari mata air Cokro, Tulung, Klaten, sebanyak 400 liter per detik, sumur dalam 480 liter per detik, dan pengolahan air Sungai Bengawan Solo 100 liter per detik. Karena keterbatasan air baku tersebut, menurut Sudiyanto, perusahaan air minum Surakarta terpaksa membatasi jumlah pelanggan baru. "Kami kini baru mengutamakan pelayanan permukiman di daerah dataran rendah saja," katanya. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, Sudiyanto melanjutkan, PDAM Surakarta berencana membuat instalasi pengolahan air yang memanfaatkan air baku Sungai Bengawan Solo dengan debit 400 liter per detik di daerah Semanggi. Selain itu, perusahaan air minum milik pemerintah ini juga akan membuat sumur dalam di Jebres dengan debit air 150 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan air bersih Solo bagian utara. PDAM Juga akan meningkatkan debit instalasi pengolahan air di Jurug dari 100 liter per detik menjadi 150 liter per detik dengan memanfaatkan air baku Sungai Bengawan Solo. Menyinggung pembayaran retribusi pengambilan air dari sumber air Cokro, Tulung, Sudiyanto mengatakan PDAM setiap tahun membayar Rp 2,75 miliar. ANTARA Post Date : 16 Agustus 2008 |