PDAM Rusunawa Macet Sebulan, Penghuni Beli Air Eceran

Sumber:Koran Surya - 09 Januari 2007
Kategori:Air Minum
Para penghuni rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) Karang Turi di Jl Usman Sadar, Gresik, terpaksa harus membeli air bersih secara eceran. Sebab, aliran air PDAM seringkali mampet, bahkan air di lantai III pernah tidak mengucur selama sebulan lebih.

"Penghuni lantai III yang paling sengsara. Kalau air PDAM macet terpaksa harus mengambil air dari tandon di lantai dasar," kata Ny Wiwik, 34, penghuni Lantai III blok B/16, Senin (8/1). Namun, jika air di tandon itu sudah habis karena banyak penghuni lain yang juga sama-sama butuh air, dia terpaksa membeli air secara eceran.

Menurut warga, satu gerobak berisi 20 jeriken masing-masing berkapasitas 15 liter air harganya Rp 2.000. Itu kalau mengambil sendiri. Namun Ny Wiwik mengaku tidak kuat kalau mengangkut sendiri ke lantai atas, sehingga menyuruh orang lain dengan ongkos Rp 15.000 per satu gerobak. Itu dilakukan Ny Wiwik setelah dia pernah suatu kali naik turun 25 kali untuk mengangkut air ke lantai III. "Apa tidak capek, kalau harus seperti itu," kata perempuan yang tinggal bersama tiga anaknya itu.

Hal sama dialami Ny Ana, 52, penghuni lantai III blok A/10, yang mengatakan dia juga sering membeli air eceran karena kucuran air PDAM tak lancar. "Air hanya keluar sedikit. Itupun tak lama. Setelah itu banyak mampetnya," tuturnya. Padahal, lanjut dia, membeli air eceran itu tak kalah susahnya. Sebab, jarak antara Rusunawa Karang Turi dengan lokasi penjualan air eceran sekitar 100 meter. "Kalau beli air di Jl Usman Sadar Gang II. Itupun kadang harus antre. Makanya saya sering meminta bantuan orang lain, " kata Ny Ana.

Debit kecil

Air PDAM yang sering macet itu telah berlangsung hampir sebulan lalu. Jika beberapa hari ini sudah mengalir, debitnya terlalu kecil sehingga penghuni di lantai III dipastikan tidak kebagian karena air tidak bisa mengalir hingga lantai itu.

"Makanya pernah ada kesepakatan, agar penghuni di lantai I dan II tidak mengambil air dulu sehingga air bisa sampai ke atas. Namun itupun tidak berjalan, sehingga penghuni di lantai III tetap tidak kebagian air," kata Fatkuri, 29, penghuni lantai III blok III A.Warga sudah melaporkan kejadian ini ke pihak pengelola Rusunawa Karang Turi dan berjanji akan meneruskan keluhan itu ke PDAM Gresik.

Debit Menurun

Dirut PDAM Gresik, Drs Nurdin Saini MM, mengakui ada penurunan debit air PDAM yang didistribusikan ke para pelanggan sejak Desember lalu.

Menurutnya, ada beberapa penyebab debit air itu menurun. Pertama, sejak awal November lalu, operasi pompa distribusi yang ada di Instalansi Pengolahan Air (IPA) Legundi di Kecamatan Driyorejo sering terganggu karena aliran listrik padam. "Kami mencatat hampir 21 kali listrik padam," kata Nurdin ketika dikonfirmasi Surya, Senin (8/1).

Dampaknya, tekanan air dari IPA itupun menurun saat air dialirkan ke tandon PDAM di Kecamatan Cerme dan tandon air di kawasan Giri, Kecamatan Kebomas.

Penyebab lainnya, beberapa hari ini bahan baku air PDAM yang diambil dari Kali Surabaya kualitasnya agak menurun, sehingga produksinya juga berkurang.

"Itu masih ditambah karena persediaan air di sumur Jl Brantas Perum Gresik Kota Baru (GKB) habis" papar Nurdin. Karena itu, pihaknya terpaksa menjadwal pendistribusian air kepada sekitar 52.000 pelanggan di seluruh Gresik. "Kami membaginya menjadi tiga zona," jelasnya.

Tiga zona itu, pelanggan di kawasan kota, kawasan perumahan, dan kawasan industri di Manyar. "Tiap zona kami distribusikan selama 8 jam," paparnya.

Karena itu, pihaknya masih bekerja keras agar debit air yang mengalir dari IPA Legundi di Driyorejo normal. Jika tekanan distribusi air meningkat, maka air PDAM mengalir lancar. "Hari ini (Senin 8/1-Red) kami tengah memperbaiki sumur yang di GKB. Mudah-mudahan selesai minggu ini sehingga air bisa normal," pungkasnya.st3



Post Date : 09 Januari 2007