|
KULON PROGO - Perusa-haan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, menargetkan bisa memasarkan produk air minum kemasan dengan merek Proaqua pada awal 2013. Saat ini, PDAM ma sih menyelesaikan proses perizinan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia maupun Ba - dan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala PDAM Kulon Progo Jumantoro mengatakan, PDAM harus memublikasikan merek selama tiga bulan untuk mendapat izin merek. Hal itu untuk mengantisipasi adanya ketidakpuasan masyarakat. Meski belum mendapatkan perizinan, kata Jumantoro, PDAM telah memasarkan minuman kemasan dengan merek lama, Sehat, tetapi masih sebatas untuk kebutuhan internal lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Saat merek tersebut diajukan untuk merek dagang, Kementerian Hukum dan HAM menolak. Kapasitas produksi air kemasan yang diambil dari sumber mata air Clereng Pengasih baru mencapai 2.400 gelas per jam. Setiap hari, PDAM memproduksi tiga hingga empat jam per hari sesuai standar produksi yang diatur dalam Permenkes No 492/2010. Untuk produksi awal, PDAM menggandeng Dinas Kesehatan dalam pelaksanaannya. "Karena hanya untuk pengenalan produk dan promosi maka volume produksinya kita batasi. Kami optimistis mendapat tempat karena harga yang ditawarkan cukup kom petitif dengan ongkos produksi hanya Rp 9.500 per karton, berisi 48 gelas," kata Jumantoro, kemarin. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kulon Progo Niken Probo Laras mengata kan, pihaknya membantu pengurusan hak merek Proqua. Proses legalitas tidak dapat dipercepat karena sudah ada beberapa tahap an standar yang harus dilalui. Tapi, dia memastikan Proqua sudah mengantongi surat pendaftaran. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, banyaknya permintaan air bersih dari masyarakat akibat kekeringan membuat PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya kewalahan. PDAM hanya memiliki dua armada truk tangki air untuk menyuplai permintaan masyara kat. PDAM harus menjadwalkan pengiriman air untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan ma syarakat.. PDAM Tirta Sukapura setiap harinya mengirim 40 ribu sampai 50 ribu liter air kepada masyarakat yang menderita kekeringan. Kondisi ini merepotkan dua armada tangki pengangkut air milik PDAM karena harus bolakbalik menyuplai ke berbagai daerah. Satu kendaraan hanya bisa menyuplai empat daerah kekeringan per harinya. Selama musim kemarau tiga bulan terakhir, tercatat 146 permintaan masyarakat dari 72 wilayah yang berbeda di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Wila yahnya cukup beragam, mulai dari terdekat hingga yang terjauh dari pusat kota, seperti Kecamatan Cigalontang, Tanjungjaya, dan Cipatujah. Untuk mengatur pengiriman air tersebut, PDAM telah membuat jadwal pengiriman. Direktur Umum PDAM Tirta Sukapura Asep Nurjaeni menuturkan, dalam sehari setidaknya ada empat lokasi kekeringan yang dikirimkan air oleh PDAM. Lokasi tersebut umumnya daerah yang cukup parah kesulitan air, mulai dari permukiman, pesantren, masjid, hingga tempat umum milik masyarakat lainnya. "Bahkan, di beberapa lokasi, kami langsung berhadapan dengan masyarakat. Mereka langsung mengantre dan mengisi air dari tangki menggunakan jeriken-jeriken," ujar Asep, Ahad (23/9). Idealnya, untuk memenuhi semua permin taan air di wilayah Kota dan Kabupaten Ta sik malaya selama musim kemarau, setidaknya PDAM harus memiliki tujuh unit kendaraan tangki. Dua buah tangki milik PDAM yang dioperasikan saat ini berkapasitas 5.000 liter. Semula, kedua tangki ini guna memenuhi suplai air ke sejumlah depot air isi ulang kemasan. (c50/antara, ed: m ikhsan shiddieqy) Post Date : 24 September 2012 |