|
Palangka Raya, BPost Hujan yang mengguyur kota Palangka Raya membuat air Sungai Kahayan keruh. Kondisi ini membuat PDAM kelabakan, karena mengandalkan air sungai itu sebagai bahan baku produksi. Akibatnya, pihak PDAM harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menetralisir agar air yang didistribusikan ke pelanggan tetap bersih dan jernih. Namun kata Direktur PDAM Palangka Raya Darwisem Sigay Taway, biaya menetralisir air sungai itu cukup besar sekitar Rp2 juta perhari. Kalkulasi tersebut berdasarkan harga kaulin Rp225 per kilogram dengan pemakaian mencapai 11 ton per hari saat kondisi air sangat buruk dengan kekeruhan yang cukup parah. Menurut Darwisem, kekeruhan air Sungai Kahayan sebagai bahan baku sangat mempengaruhi distribusi kepada pelanggan. Untung masih diatasi dengan pemberian kaulin. "Awal bulan lalu kami sempat menghabiskan 11 ton kaulin perhari. Tapi saat ini sudah tidak terlalu keruh maka hanya diperlukan tujuh sampai delapan kaulin perhari," katanya. Dijelaskan, pengolahan air PDAM Palangka Raya selama ini telah memenuhi standar kelayakan yang ditetapkan. Proses dilakukan melalui lima tahap yaitu air masuk intake atau pipa pengisap di Sungai Kahayan lalu disalurkan ke flakulator, bak sedimentasi, filter, dan terkahir tahap reservoir hingga akhirnya didistribusikan kepada pelanggan. Darwisem menjelaskan, saat ini pelanggan PDAM Palangka Raya 11.777 orang dari 22.000 sambungan yang tersedia. ck1 Post Date : 01 September 2005 |