|
Surabaya - Surya-Sebagian besar warga Surabaya sejak beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan air PDAM. Banyak yang mengeluh suplai air mati. Kalaupun keluar, air keruh, bahkan ditemukan cacing. Jamat, warga Pelemahan II/37 Surabaya, menuturkan, mampetnya air PDAM membuat warga kebingungan. “Saya harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli air keliling,” katanya. Yang disesalkan, pihak PDAM tidak pernah memberitahukan penyebab macetnya air di wilayahnya. M Sawir, warga Bronggalan Sawah 4A/59 juga mengeluhkan hal yang sama. “Kalau keluar malam hari. Airnya begitu keruh. Karenanya, saya tidak menggunakannya,” tuturnya. Menurut Sawir, mampetnya air bersih di wilayahnya terjadi sejak pekan lalu. Padahal, setiap bulan dirinya rutin membayar tagihan PDAM. “Harusnya PDAM meminta maaf, dan membebaskan tagihan, karena bulan ini kami tidak mendapatkan pelayanan yang layak,” protesnya. Keluhan senada disampaikan Eddy Santoso, warga Wonorejo III/330. Lelaki paruh baya ini bahkan menuturkan, air yang keluar disertai cacing merah. Warnanya juga keruh. “Lebih keruh ketimbang sumur di rumah tetangga,” katanya. Gatot Suryo, warga Semampir Barat 4/32, bahkan mengaku setiap malam menguras air di bak mandi, karena endapat kotoran air begitu kental. Menurutnya, air PDAM tidak layak konsumsi. bahkan sekalipun digunakan untuk mandi dikhawatirkan mempengaruhi kesehatan kulit. “PDAM harus bertanggungjawab bagaimana caranya,” protesnya. Keluhan tentang buruknya pelayanan PDAM ini juga banyak mengalir di kotak surat Surya. Sebagian besar mempersoalkan itikat PDAM yang tidak mengumumkan masalahnya sehingga tiba-tiba air tidak keluar dari pipa dan kalau keluar berwarna keruh. Beberapa usaha kecil bahkan sempat menghentikan atau setidaknya membatasi operasinya akibat air PDAM yang tidak mengalir. Seperti perusahaan katering di Ngagel, hingga cuci mobil di Jl Menur. Kacaunya distribusi air PDAM ini menurut catatan PDAM Surabaya bahkan terjadi di semua kawasan Surabaya timur. Kepala Humas PDAM Sunarno mengatakan, penyebab masalah ini karena kekuatan Instalasi Penggelolaan Air Minum (Ipam) Ngagel III drop. “Filter atau penyaringair dari Sungai Jagir ke bak pengolahan rusak,” katanya. Dampaknya, debit air turun sampai 25 persen sementara kualitas air yang tersuplai rendah akibat alat penjernih tidak berfungsi. Namun, Sunarno mengatakan PDAM tidak menghentikan operasi Ipam. Sementara itu, proyek pemanfaatan sumber mata air Umbulan di Kabupaten Pasuruan kembali dijajagi. Setelah bertahun-tahun proyek yang jadi rebutan banyak pihak ini mandeg, Senin (11/8) kemarin Dirjen Pengembangan Air Minum Departemen Pekerjaan Umum kembali mematangkan rencana penggarapannya bersama PT PDAM Surabaya. uca/ame Post Date : 12 Agustus 2008 |